Sesungguhnya apa yang kita cari ?
Kebodohan telah mengajari kita dengan congkaknya, bahwa
nilai-nilai duniawi seperti kekayaan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan, dan
kemenangan serta kejayaan adalah GOAL yang harus dikejar.
Tahukah kita ?
Orang-orang kaya dunia itu sangat kesepian & tidak tahu bagaimana
caranya hidup 'yang benar' ? Maka seringkali mereka bertingkah-laku yang
tidak sepantasnya & kekanakan. Karena dalam diri mereka sudah tidak ada
self-control. Yang ada adalah lost-control. Sehingga mereka dengan tak
terkendali mengkonsumsi narkoba. Tahu-tahunya mereka mewafatkan dirinya dengan
cara over-dosis. Atau bahkan membunuhi-dirinya sendiri seperti ownernya raksasa
mobil terbesar di Eropa, yaitu VW dan juga ownernya pabrik textil besar di
Indonesia beberapa tahun yang silam.
Tahukah kita ?
Mereka yang 'haus
kekuasaan' itu wafatnya tragis semua ?
Coba simak mulai zamannya Hitler, Idi Amin, Marcos, Pak Harto, Saddam Husein,
dan Moamar Khadafi ? Ato boss-boss kartel mafia & narkoba ?
Mereka yang disemangati sejak kecil untuk meraih cita-cita
setinggi langit, baik dalam hal kecantikan/kepintaran/olah-raga, dan sebagainya - karena
dilandasi bayang-bayang kemiskinan, ketakutan tidak bisa makan, hidup susah,
teraniaya, dan lain-lain - tanpa ada yang memberitahu bahwa itu semua
benar namun sekaligus salah-kaprah !
Sebab ALLAH berkata, terkutuklah orang yang mengandalkan
kekuatannya sendiri untuk menang/sukses. Sebab pada mereka TIDAK ada rasa CINTA kepada
ALLAH SWT.
Yeremia 17:5 (TB)
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
Sekarang kita sebagai negara besar yang religius, dan kebetulan
mayoritasnya menyembah ALLAH-nya Nabi Ibrahim/Abraham, yaitu adanya agama
samawi yang berasal dari Timur-Tengah seperti Khatolik, Kristen &
Islam -
adakah pemimpin-pemimpin negeri ini sadar, bahwa mereka bisa berada di pentas
kekuasaan (baik jasmani maupun rohani) itu karena ALLAH yang meridhoi ? Dan
sekaligus ujian kita !
Perhatikan ini, sodara-2ku.
Sehebat-hebatnya kita ada di pentas tertinggi sekalipun,
bukankah kita juga harus PENSIUN ???
Apakah kita sudah menyiapkan bekal yang cukup buat mental
& rohani kita ?
Jangan sampai kita Post Power Syndrome.
Hayati & renungkanlah ini. Agar jangan penyakit
menggerogoti kita. Bahkan kita ditinggalkan oleh anak-buah & kolega karena
sikap kita sendiri.
Jangan pula kita perkatakan bahwa tidak mengapa asal masih
ada kekayaan padaku. Dengan cara hidup kita yang haus kekuasaan & pujian seperti
itu, putera-putera kita pun mengekor jejak kita, hidup hedonis & sok kuasa.
Justru merekalah yang menjadi Monster pemakan harta kita.
Termasuk juga penyakit yang disebabkan oleh stress itu akan menghabiskan
stamina kita.
Lalu kepada siapa kita minta tolong ?
Juga kepada teman-temanku para hamba TUHAN.
Niat kita menjadi seorang Pemuka Agama ternyata banyak telah
diserongkan oleh Iblis. Yaitu malah menjadi hambanya Iblis yang menyamar.Sehingga yang kita kejar bukan keselamatan jiwa demi jiwa.
Namun kehormatan & keinginan diri sendiri yang kita balut dengan jubah
kerohanian ! Hidup kita sesungguhnya telah menjauh dari ALLAH. Karena
sejatinya kita belum memiliki CINTA kepada ALLAH maupun sesama. Yang ada hanya
nafsu serakah, tamak, sombong & cabul !
Kita mengelabuhi jemaat ALLAH ini dengan pertunjukan-pertunjukan
spektakuler yang menghipnotis mereka agar kecanduan dengan 'kebolehan kita me-manage' dan menjauhkan mereka dari keinginan ALLAH tentang
pertobatan & hidup saleh, yakni dengan
cara mematikan Mesin Pembuat Dosa (MPD) dalam hidup mereka. Boro-boro mematikan MPD. Justru tanpa sadar kita telah
dituntun oleh Iblis untuk mengajarkan teologi kemakmuran, yang merangsang mereka
semakin INGIN menjadi kaya, terkenal & saling pamer. Kita telah menghipnotis orang-orang lemah itu untuk
mengagung-agungkan diri kita yang munafik itu.
Pagi ini ALLAH SWT datang untuk mengingatkan kita, wahai
Pemimpin Negeri, sebelum ajal menjemput kita. Dengan maksud agar kita bisa
masuk ke Surga.
Markus 8:14-15 (BSD)
[Ragi pemimpin-pemimpin agama Yahudi dan ragi Raja Herodes]
Ketika naik ke dalam perahu, pengikut-pengikut Yesus/Isa
lupa membawa roti secukupnya. Di perahu itu hanya ada sebuah roti. Lalu
Yesus/Isa memperingatkan mereka supaya hati-hati terhadap "ragi", yaitu
'pengaruh jahat' dari
pemimpin-pemimpin agama Yahudi dan dari Raja Herodes.
“Hati-hatilah terhadap
'ragi' pemimpin-pemimpin agama
Yahudi dan ragi Herodes,” kata Yesus/Isa.
Masihkah para Pemimpin negeri kita, baik yang ada di
Pemerintahan & Rohaniawan juga ikut-ikutan menyebarkan kebencian kepada
kelompok yang menjadi saingannya, serta mengejar-ngejar kekayaan,
kehormatan/popularitas, serta meninggalkan
"cara hidup layak" agar
bisa masuk Surga ?
Jangan malah kita justru menyebarkan ''pengaruh jahat' di atas itu kepada umat.
Tugas kita adalah menguatkan mereka tatkala mereka mendapat
ujian hidup dalam rumah-tangga serta mencarikan solusi.
Kebolehan kita di atas cuma SIA-SIA belaka.
Ada dan tidaknya kita, tidak mempengaruhi apapun di negeri
kita.
Justru, jangan sampai kita menjadi Raja-raja Kecil nan congkak
serta menjadi 'sampah' buat negeri kita seperti
korupsi uang TUHAN & uang rakyat, narkoba serta perzinahan. Apa yang kita wariskan kepada anak-cucu itu tercatat dalam
sejarah kehidupan.
Ada nasihat ALLAH dalam Kitab Injil yang sudah selayaknya
kita patuhi bersama :
Markus 8:34-36 (BSD)
Setelah itu, Yesus/Isa memanggil orang banyak yang ada di situ dan juga
pengikut-pengikut-Nya, lalu Ia berkata kepada mereka, “Siapa saja yang mau mengikut
Aku ( Kebenaran Allah ), ia harus
'berhenti memikirkan diri sendiri',
ia harus mau 'menderita' seperti Aku dan mengikut Aku.
Sebab, orang yang
'berusaha' supaya ia 'langgeng terus' di dunia ini,
akan 'kehilangan hidup kekal di
Surga' ; tetapi orang 'yang tidak mementingkan hidupnya' di dunia ini karena mau mengikut Aku (
Kebenaran Allah ) dan karena percaya kepada kabar baik dari Allah, akan 'mendapat hidup kekal di Surga'.
'Apa untungnya' bagi
seseorang kalau ia 'memiliki seluruh dunia' tetapi
'kehilangan hidup yang kekal di Surga' ?
Tentu tidak ada untungnya ! Tidak
ada yang bisa dilakukannya untuk mendapat hidup kekal di Surga".
Semoga kita beruntung masih sadar untuk segera bertobat dari
kesombongan, sebelum hari yang mengerikan
itu datang. Amin.
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
Lihat Juga:
MESIN PEMBUAT DOSA: "NABI DAUD/DAWUD AJARKAN TENTANG MESIN PEMBUAT DOSA"
0 comments:
Post a Comment