PANGGILAN SUCI

Posted by Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang Bagi Jalanku on Sunday, July 10, 2016


(Seri: Mesin Pembuat Dosa)


 Seandainya kita hidup pada zaman Kerajaan Kutai hingga Majapahit pada era tahun 1.000 - 1.400M .... Peradaban kita akan hidup dengan  'keyakinan yang berbeda'  dengan yang ada sekarang (karena sudah diperkenalkan dengan ALLAH SWT yaitu ALLAH-nya Nabi Ibrahim/Abraham, Ismail, Ishak & Yakub/Israel).Apakah kita yang hidup pada zaman itu disebut kafir?

Penulis tidak punya kapasitas untuk menghakimi apakah agama yang kita anut pada zaman tersebut benar atau tidak. Karena hanya ALLAH SWT yang tahu....

Seperti yang terjadi ribuan tahun yang lalu sebelum zaman Nabi Ibrahim/Abraham. Yaitu pada zaman Nabi Nuh!  Kita tidak tahu kepada siapa mereka menyembah junjungannya? Sebab saat itu belum ada siar agama. Yang ada hanya cerita yang dikemas menjadi kepercayaan untuk anak cucu turun menurun. Dan karena tidak ada Kitab-nya, maka ya semaunya sendiri mereka melakukan ajaran nenek-moyang tersebut. Toh tidak ada konsekuensi hukumnya?!
Namun ALLAH ternyata tetap menyayangi kaumnya Nabi Nuh itu bukan?! Bahkan disebut dalam Kitab Taurat sebagai  'makhluk-makhluk Ilahi'  atau anak-anak ALLAH (anak-anak yang melakukan Kebenaran ALLAH). Berarti mereka ini hidupnya benar &  'dibenarkan'  oleh ALLAH SWT.

Ingat, pada era itu belum ada agama. Nama/istilah agama itu baru diciptakan oleh Emperium Romawi untuk membedakan dengan penyembahan-penyembahan berhala yang penuh maksiat & mengerikan/sadis, yang ada dalam peradaban Kekaisaran Romawi. Saat itu Pemerintahan Romawi menjuluki penganut Musa/Taurat itu beragama Yahudi (agamanya orang Yahudi). Kemudian pengikutnya YESUS KRISTUS disebut beragama Kristen. Hingga kemudian setelah tahun 600M muncullah agama Islam yang disiarkan Nabi Mohammad dimulai dari tanah Arab.

Ini sejarah peradaban manusia di dunia yang tidak bisa kita pungkiri, termasuk hilangnya bangsa Israel untuk kedua kalinya dari peta Bumi, yaitu sejak Jerusalem & Bait ALLAH dimusnahkan oleh Kaisar Vespasianus thn 70M. Inilah realita kehidupan. Hingga bangsa Israel ini kembali lagi ke Tanah Air-nya hampir 2.000 tahun kemudian (tepatnya thn 1948).

Jadi selama bangsa-bangsa di Bumi ini belum mengenal ALLAH-nya Nabi Ibrahim/Abraham, apakah mereka dianggap kafir semua? Janganlah kita berburuk sangka. Sebab bila ALLAH berkenan memandang mereka seperti memandang umat-NYA yang pada era-nya Nabi Nuh, ya kita tidak bisa melawan kehendak ALLAH dengan meng-kafir-kan mereka. Sebab ALLAH pada saat itu sangat meridhoi kaumnya Nabi Nuh & bahkan menyebut mereka sebagai 'makhluk-makhluk Ilahi' (sebelum jatuh dalam dosa percabulan yang dahsyat).

Penulis hanya mengajak kita semua untuk memiliki perasaannya ALLAH, yaitu welas-asih/cinta-kasih kepada sesama. Setahu penulis, yang disebut orang kafir itu adalah kaum yang bejat sekali tingkah-laku lakunya karena tidak mau mengenal Kebenaran ALLAH sehingga hidupnya semaunya sendiri, seperti kaum Komunis yang jelas-jelas mengikrarkan tidak ada ALLAH dalam hidup ini.

Oleh karena itu marilah kita terlebih dahulu membersihkan hati & pikiran kita dengan cara mengundang cinta-kasih ALLAH SWT, sehingga hati & pikiran kita ikut menjadi Suci/tulus ikhlas dalam menuntun/mengingatkan sesama kita. Apalagi kepada anak & pasangan hidup kita, yang masih dikuasai oleh Mesin Pembuat Dosa. Khan kasihan keluarga kita bila masih ada yang suka berbohong, suka menyakiti hati/pedas kalau bicara, suka dugem, suka narkoba (orang-orang demikian pasti suka percabulan/perzinahan), suka pamer & foya-foya, suka ngerasani/menjelek-jelekkan sesama, dendam kepada orang lain,  tiada puas ingin merebut kedudukan, dan sebagainya. Sebab sekalipun kita seagama, kalau tidak punya kasih-sayang, ya bisa timbul pertengkaran/dendam/sakit hati, dan sebagainya.

Nah, sebelum kita mengingatkan/menyelamatkan orang lain, seharusnya kita menyayangi orang terdekat dahulu, yaitu selamatkan rumah-tangga kita, agar bisa pulih menjadi keluarga yang tidak berkubangan dengan dosa lagi. Kita harus sadar untuk mematikan Mesin Pembuat Dosa (MPD) yaitu dengan cara mengusir perasaan Iblis seperti jengkel, sakit hati, dendam, putus-asa, tamak, sombong, takut, kuatir, dan sebagainya dari dalam jiwa kita. Hingga rumah-tangga benar-benar pulih tanpa MPD & dosa lagi. Sehingga akhirnya di tempat pekerjaan pun kita bisa menjadi teladan hidup yang benar. Persis seperti kehendak ALLAH yang dituangkan dalam Kitab Taurat sebagai berikut:

Ulangan 7:6-8 (TB)   
Sebab engkaulah  'umat yang kudus'  bagi TUHAN, Allahmu;
engkaulah yang  'dipilih'  oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. 
Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu — bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? —
tetapi karena TUHAN  'mengasihi kamu'  dan  'memegang sumpah-Nya'  yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.

Sekarang, bila kita merasa dipilih ALLAH SWT untuk diselamatkan dari peradaban yang lama, masa kita tidak berterimakasih & mengucap-syukur kepada ALLAH SWT?

Bukankah kita dipilih itu untuk DISUCIKAN menjadi ORANG-ORANG SALEH?!
Agar bisa menjadi teladan bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal ALLAH SWT.

Dikatakan bahwa ALLAH  'memegang sumpah-Nya'  kepada nabi Ibrahim/Abraham yang ingin memberkati seluruh keturunannya agar  'takut & taat'  kepada-NYA. Dan kita-kitalah keturunannya secara rohani. 

Jadi....jangan lagi ada kejahatan di antara kita seperti dusta, fitnah, perzinahan, narkoba, LGBT, keserakahan, dan sebagainya. Cukup sudah. Kita harus bertobat. Jangan biarkan Iblis bersorak-sorai karena bisa menawan kita dengan sifat MUNAFIK  -  yang sok rohani, padahal tingkah-laku seperti orang kafir yang sok kuasa/tidak berperikemanusiaan/tidak punya welas-asih, dan sebagainya.

Jika saat ini kita sedang menderita dengan berbagai-bagai ujian hidup, maka segeralah mencari ALLAH dengan  'berdoa & berpuasa'.  Karena biasanya itu merupakan BEL BERBUNYI tanda dari DIA kepada kita untuk  'mulai bertobat'  mencari wajah-NYA dengan sungguh-sungguh ikhlas. Belajar mencintai ALLAH. (Bukan karena untuk meminta-minta pertolongan, atau bahkan mendikte Gusti ALLAH. Kalau sikap kita tetap begitu, apa bedanya dengan kita datang ke gunung-gunung untuk minta pertolongan kepada 'Sang Penunggu' di situ?). Percayalah, pasti ALLAH menyediakan pertolongan! Tidak mungkin kita yang dipanggil-NYA malah dibiarkan tidak ditolong. Kalau ada suara-suara seperti itu di benak kita, pasti berasal dari intimidasi Iblis.

Mari kita di hari yang akhir ini mulai mencari  'GOAL hidup yang baru'  yang membawa keselamatan kita hingga bisa masuk ke dalam SURGA.
Ingat ya....ALLAH tidak bisa disuap dengan tingkah-laku kita yang tidak tulus ikhlas. Semua Ibadah kita akan gagal bila kita tidak CINTA yang tulus kepada ALLAH SWT.
(Sebab apa yang kita lakukan ternyata hanya untuk dilihat manusia, dan menjalankan Perintah Agama secara munafik tanpa memperhatikan hatinya ALLAH SWT).

Semoga ALLAH memberi hikmat kepada kita. Amin.


(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)






Blog, Updated at: 7:06:00 PM

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

TERPOPULER

KATEGORI

Powered by Blogger.