Ilustrasi: Musa dan 10 Perintah Allah |
Lama nian kita telah mengisi hari-hari kita dengan semua
kesibukan akibat perbuatan yang dipicu dari keinginan kita. Ada baiknya kita mengenal
SEJARAH cikal-bakal "peradaban manusia yang dikehendaki
ALLAH SWT". Yaitu bagaimana awalnya suatu bangsa bisa dipilih-NYA
menjadi bangsa yang diberi Kebenaran, sesuai janji-NYA kepada nenek-moyang
mereka, yaitu Nabi Ibrahim, Ishak & Yakub/Israel.
Peradaban ini dimulai saat Nabi Ibrahim memperanakkan Ismail
dan Ishak. (Ismail memperanakkan 12 Putra, yaitu : Nebayot, Kedar, Abdeel, Mibsam, Misyma, Duma,
Masa, Hadad, Tema, Yetur, Nafisi dan Kedma) ; Nabi Ishak memperanakkan putra
kembar yaitu Esau dan Yakub. Nabi Yakub setelah pelariannya dari paman Laban, dia bertemu
Malaikat, dan namanya diganti oleh Malaikat itu menjadi menjadi ISRAEL.
Nabi Yakub memperanakkan 12 orang Putera. Yaitu : Ruben,
Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, YUSUF dan
Benyamin.
Kita semua ingat ceritanya Nabi Yusuf khan? Akhirnya
setelah mengalami berbagai ujian hidup yang berat, Nabi Yusuf malah diangkat
ALLAH menjadi Perdana Menteri-nya (Raja Muda) Firaun di Mesir.
[Lihatlah caranya ALLAH memuliakan umat-NYA?! Tidak ada yang
mustahil bagi DIA untuk menggerakkan hati Firaun guna mengangkatnya menjadi PM.
Meskipun beliau ini jelas-jelas orang asing, keturunan bangsa Israel].
Akhirnya karena masa kekeringan yang parah, Nabi Yakub (Israel) dan seluruh keluarganya mengungsi ke Mesir atas perintah Nabi Yusuf. Hingga 430 tahun kemudian bangsa ini keluar dari perbudakan
di Mesir. Jumlah mereka adalah 600.000 KK ! Inilah Exodus terbesar sepanjang sejarah
manusia, yaitu bagaimana bangsa Israel yang telah berjumlah jutaan orang itu
berjalan kaki keluar dari negeri Mesir
menuju Tanah Palestina (3.000 thn yang lalu).
Di sinilah ALLAH mulai mengajarkan Kebenaran-NYA. Sebab
telah berabad-abad bangsa ini tidak mengenal Kebenaran ALLAH saat di Tanah
Mesir. Kalaupun tahu, mereka tidak akan bisa sungguh-sungguh mewujudkannya. Sebab
pada saat akhir itu mereka sudah dijadikan budak. Pasti mereka dibikin untuk
menjadi masyarakat yang tidak terpelajar. Alias dibodohkan.
Nah, saat Nabi Musa membawa mereka keluar dari Mesir, seusai
menyeberang Laut Merah, mereka tiba di Gunung Sinai. Di situlah ALLAH SWT
memberi PELAJARAN TINGKAT DASAR kepada bangsa Israel tersebut. Yaitu diberi-NYA
: 10 PERINTAH ALLAH.
Apa isinya ? Ini dia 10 Perintah ALLAH yang terdapat pada Kitab Taurat :
Keluaran 20:1-17 (BIMK)
Lalu Allah berbicara, dan inilah kata-kata-Nya,
"Akulah TUHAN Allahmu yang membawa kamu keluar dari
Mesir tempat kamu diperbudak.
1). Jangan menyembah ilah-ilah/allah-allah lain. Sembahlah
Aku saja.
2). Jangan membuat dan menyembah patung/berhala bagi dirimu,
yaitu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di bumi atau di dalam
air di bawah bumi.
Karena Akulah TUHAN Allahmu tidak mau disamakan dengan apa
pun.
Orang-orang yang melakukan ini, Kuhukum sampai kepada
keturunan yang ketiga dan keempat.
Tetapi Aku menunjukkan kasih-Ku kepada beribu-ribu keturunan
orang-orang yang "mencintai" Aku dan taat kepada perintah-Ku.
3). Jangan menyebut nama-Ku dengan sembarangan, sebab Aku,
TUHAN Allahmu, menghukum siapa saja yang menyalahgunakan nama-Ku.
4). Rayakanlah hari Sabat dan hormatilah hari itu sebagai
hari yang suci.
Kamu Kuberi enam hari untuk bekerja,
tetapi hari yang ketujuh adalah hari istirahat yang khusus
untuk Aku.
Pada hari itu tak seorang pun boleh bekerja, baik kamu,
maupun anak-anakmu, hamba-hambamu, ternakmu atau orang asing yang tinggal di
negerimu.
5). Hormatilah ayah dan ibumu, supaya kamu sejahtera dan
panjang umur di negeri yang akan Kuberikan kepadamu.
6). Jangan membunuh.
7). Jangan berzinah.
8). Jangan mencuri.
9). Jangan memberi kesaksian palsu tentang orang lain.
10). Jangan menginginkan kepunyaan orang lain: rumahnya,
istrinya, hamba-hambanya, ternaknya, keledainya, atau apa pun yang
dimilikinya."
Jadi
'perintah-perintah' agar kita jangan
menyembah patung/berhala, lalu jangan menyebut nama ALLAH dengan tidak hormat,
hingga jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri/korupsi, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengingini barang
serta istri orang lain itu 'sudah ada
sejak ribuan tahun yang lalu'. Itu Perintah ALLAH buat bangsa yang masih bayi-rohaninya.
Lha sekarang....
Masakan kita sebagai bangsa yang beradab & modern dalam arti
ilmu pengetahuan tentang agama & HAM, malah berduyun-duyun melakukan
kejahatan primitif tersebut ???
Apalagi bagi kita para TELADAN BANGSA, yaitu Pemuka Negeri
dan Pemuka Agama.Ingatlah, kita ini cuma makhluk CIPTAAN ALLAH yang rapuh dan
sebentar lagi harus meninggalkan panggung dunia ini.Mengapa pula kita harus memberontak kepada DIA dengan
jalan 'menghambakan diri' menjadi budaknya Iblis ?! Yaitu membiarkan Mesin Pembuat Dosa itu mengendalikan hidup
kita untuk memproduksi dosa sebanyak-banyaknya.
ALLAH tidak mungkin bisa kita SUAP dengan perbuatan (seolah-olah) baik kita, seperti:
menolong, berderma, bersedekah & memberi perpuluhan/zakat.
Bila itu tidak didasari oleh niat hati yang tulus ikhlas, ya
pasti ALLAH sangat mengetahui KEPALSUAN hati kita. Sebab kita sesungguhnya
TIDAK MENCINTAI ALLAH. Aslinya sikap seperti kita itu hanya membutuhkan ALLAH untuk
supaya menolong & mengabulkan
permintaan/doa kita. Bukan benar-benar ikhlas mengasihi ALLAH seperti kita mengasihi
anak-anak kita atau mengasihi kekasih kita.Padahal ALLAH menghendaki kita mencintai BELIAU lebih dari
keluarga kita.
Sekarang bagaimana dengan hidup kita selanjutnya?
Apakah kita tetap mau hidup tak berdaya melawan tipu-daya
Iblis itu, atau kita mau bergerak bersama-sama mengusir perasaannya Iblis yang
coba membelenggu kita agar kita terus berbuat : zinah, korupsi, narkoba, LGBT,
mencelakakan/menjatuhkan org lain, mencuri, membunuh, menghujat, memfitnah,
membunuh karakter org lain, foya-foya, pamer-pamer, dan perbuatan munafik lainnya???
Marilah kita menghitung hari kematian kita yang kian
mendekat. Putuskan untuk segera bertobat seperti Penulis ini. Ingat pula
kesaksiannya Benny Hinn (baca juga: BENNY HINN: "TUHAN MEMBERIKAN KESEMPATAN KEDUA") . Amin.
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
Lihat Juga:
0 comments:
Post a Comment