Manusia di dalam kehidupannya akhirnya memiliki pengalaman hidup.
Inilah "Guru
Terbaik" menurut anggapan kita. Agar jangan terperosok ke dalam lubang yang sama.
Kemudian kita namakan itu: 'logika manusia'. Dan itupun dipaksakan untuk sama. Dengan maksud menyamakan sudut pandang: '1+1=2'
Hal ini tidak salah bila dipandang dari sudut kejiwaan. Namun jadi salah bila dipandang dari sudutnya ALLAH SWT.
Mengapa?
Sebab 'keelokan
berpikir' rohani kita tidak pernah kita
asah. Padahal semua tingkah-laku kita ditentukan oleh khayalan-khayalan
kita terlebih dahulu. Bukan dengan logika kita. Baru setelah berbagai ragam peristiwa itu, manusia
menjilidnya menjadi kumpulan logika/ketetapan.
Pernahkah kita sadari....
Bila seseorang menyerang kita dengan kata-kata yang bernada memfitnah/menghina, seringkali respon spontanitas kita adalah..... (membalas).
Padahal di dalam dunia roh,peristiwa tersebut adalah peperangan antara 'roh jahat'
dengan 'roh baik' yang ada dalam jiwa/hati manusia. Iblis berusaha menyeret kita untuk berbuat dosa. Yaitu dengan
cara memanas-manasi hati kita untuk
"ikut-ikutan berbuat jahat"! Sehingga kita yang dahulunya bersikap idealis, tahu-tahu
berubah menjadi jahat.
Seringkali kita mendengar berita seseorang yang kita anggap
bersih/baik koq tahu-tahu muncul di Koran/TV dengan ditangkapnya beliau karena
menipu/korupsi/berzinah/narkoba, dan sebagainya. Berhati-hatilah terhadap tipuan maut dari Si Jahat tersebut. Gara-gara
'perang-kecil' dalam
rumah-tangga, emosi tersebut bisa terbawa ke tempat kerja. Iblis yang men-skenario, langsung merespon dengan MENGIRIM
'MALAIKAT PENYELAMAT', yaitu mempertemukan dengan seseorang yang siap menghibur
hati kita. Dan itulah jebakannya!!Entah itu akhirnya jadi PIL atau WIL atau pun PERUSAK hidup
kita.
Iblis yang menyamar dalam diri manusia itu tadi akan membuat
kita semakin jauh dari ALLAH. Dan semakin mendekatkan kita dengan Neraka.
Kita dibuainya dengan kata-kata manis nan menggoda nafsu
keduniawian kita.
Mulai diperkenalkan dengan dunia malam, narkoba,
perselingkuhan, komunitas baru yang hedonis, hingga cara bekerja baru yang dengan
cara suap-menyuap yang mengakibatkan korupsi uang negara, membuat kita jadi
haus kekuasaan, haus pujian, dan haus kemewahan.
Bila kita sudah terikat kepada kenikmatan-kenikmatan duniawi itu,
akan sulit kita melepaskan diri. Karena tidak mungkin jiwa kita mau diajak 'menderita'
ikat-pinggang/puasa terhadap
'perilaku baru' kita tersebut.
Demikian juga bagi yang sedang 'susah'
hidupnya. Iblis akan berusaha sekuat tenaganya agar kita tidak
mengandalkan ALLAH. Dengan cara dikirimnya MALAIKAT PENYELAMAT yang jahat yaitu
setan-setan untuk menyungsepkan kita ke lembah penderitaan yang lebih dalam lagi. Yaitu dengan dipertemukannya seseorang yang sanggup
meyakinkan kita untuk mengikuti saran-sarannya yang menarik hati kita. Tanpa kita tahu.... Diajak untuk berbuat kejahatan yang
halus & sopan. Dengan mengajak kita ke dukun-dukun & markus-markus serta 'pelepas duka-lara yang menyamar'.
Sikon seperti ini pernah terjadi pada zamannya Nabi Musa. Kita akan lihat Kitab Taurat ya...
Ulangan 1:1-2, 4 (BIMK)
1 Buku ini berisi kata-kata yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel
ketika mereka berada di padang gurun di Lembah Yordan. Lembah itu ada di
sebelah timur Sungai Yordan, dekat kota Suf, antara kota Paran di satu pihak,
dan kota-kota Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab di pihak lain.
2 (Dari Gunung Sinai sampai ke Kades-Barnea lewat daerah
pegunungan Edom, diperlukan sebelas hari perjalanan.)
4 Itu terjadi sesudah Musa mengalahkan Sihon, raja orang
Amori, yang memerintah di kota Hesybon, dan Og, raja Basan, yang memerintah di
kota-kota Asytarot dan Edrei.
Mengapa umat Israel yang dipimpin oleh Musa ini bisa
mengalahkan kedua negara tersebut? Sebab ALLAH menyertai mereka. Karena mereka hidup benar di
hadapan-NYA.
Coba bandingkan dengan ayat berikutnya ini.
Ulangan 1:41-42 (BIMK)
Kamu ( bangsa Israel ) menjawab: "Musa, kami telah 'berdosa'
terhadap TUHAN. Tetapi sekarang
kami mau maju berperang seperti yang diperintahkan TUHAN, Allah kita".
Lalu masing-masing di antara kamu bersiap-siap untuk
berperang, dengan anggapan bahwa menyerbu daerah pegunungan itu soal mudah.
Tetapi TUHAN berkata kepada saya: "Jangan kaubiarkan
mereka berperang, karena Aku 'tak akan
menyertai' mereka, nanti mereka dikalahkan oleh musuh
mereka."
Apa akibatnya?? Bangsa itu benar-benar kalah dalam berperang.
Demikian pula keberadaan kita bila disayang ALLAH SWT. BELIAU sangat pencemburu. Jangan sampai kita tidak mengandalkan-NYA. BELIAU sangat murka tatkala kita mulai mengandalkan kekuatan
kita sendiri. Apalagi mengandalkan sesembahan berupa patung atau dewa atau juga orang-orang tenar/kuat lainnya.
ALLAH akan membiarkan jiwa kita kalah! Yaitu tambah
dikuasai Iblis. Melalui perasaan kita terlebih dahulu. Perasaan kita mulai ditawannya dengan berbagai perasaan iri,
sombong, cabul, tamak, serakah, suka marah, takut, kuatir, dendam, jengkel,
putus-asa, dan sebagainya. Ya akibatnya seperti kejadian di atas.
Makanya kita harus WASPADA. Jangan mudah merespon secara spontanitas.
Berdoalah terlebih dahulu kepada ALLAH. Minta petunjuk-NYA. Sebab kalau kita membalas kejahatan dengan kejahatan. Maka kita pun ikut-ikutan jahat.
Mengapa kita serahkan hidup kita kepada Iblis? Kita adalah orang kuat! Kuat imannya. Musuh kita bukan manusia sesama kita. Tapi Iblis &
setan-setannya.
Jangan terkecoh.
Sekarang kita harus lebih canggih dalam bertindak. Karena
ALLAH sudah memberi kita hikmat pada hari ini tentang cara kerja Kerajaan Setan
dalam menjajah hidup kita tadi.
Semoga beruntung. Amin.
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
Lihat Juga:
0 comments:
Post a Comment