Ilustrasi: Perumpamaan Tentang "Siapakah Sesamaku Manusia?" |
Bangsa ini seharusnya sudah tidak perlu meributkan penyimpangan-penyimpangan sosial.
Harusnya bisa jadi teladan bangsa lain, dengan budaya
gotong-royong yang saling tolong menolong itu. Banyak budaya kita yang pada zaman sebelum era tahun 70'an itu
justru 'sesuai/sejalan' dengan kehendak ALLAH SWT.
Seperti arisan kampung, kongkow-kongkow sehabis mahgrib di Gardu (pos untuk menaruh kentongan tanda bahaya), bangun rumah secara gotong-royong,
hormat & membungkuk kepada orang yang dituakan, tidak egois seperti sekarang,
sabar-sabar orangnya, tidak materialis/hedonis, jarang dijumpai orang yang
munafik apalagi foya-foya & pamer-pamer. Dan seterusnya, dan seterusnya.
Apakah kita masih bisa memimpikan kehidupan yang bahagia
itu di masa sekarang?
Bagi saudara-saudaraku yang engkau lagi duduk di
Pemerintahan/Lembaga Negara, marilah kita merenungkan kebahagiaan berbangsa &
berbudaya pada masa tersebut.
Renungkan keindahan suasana kebathinan kita kala itu....
Tidakkah engkau ketahui, di tanganmu ini sekarang ada 'kuasa'
untuk merobah & mengembalikan ke tatatanan etika & kebudayaan yang
adi luhur itu. Bila engkau tidak egois, engkau pasti punya 'niat hati yang ikhlas' untuk menolong kami,
rakyat Indonesia.
Apakah dengan adanya Revolusi Industri & Revolusi IT,
maka jiwa (moral, mental, mindset) kita harus berubah : jahat/egois/penuh rupa-rupa
percabulan/tamak/serakah/suka korupsi/bengis/kejam/ucapan kasar/tidak
sabaran/mudah marah/mudah tersinggung/suka mengambil haknya orang lain/suka menghukum
orang/tidak punya etika kepada orang yang lebih tua/suka mabuk-mabukan/penikmat
narkoba/menjamurnya media untuk berzinah ???
Kembalikan kita kepada ajaran ALLAH SWT.
Bila para Pemimpin Rohani kita sudah ikut terseret arus
kenikmatan duniawi, satu-satunya harapan kami ya kepada engkau semua para
Penyelenggara Negara, yang punya
'kuasa' untuk menggiring kami
agar kembali ke dalam jalan yang benar, yaitu SALING MENGASIHI SESAMA KITA.
Dalam Injil pun kita diperintahkan untuk tulus ikhlas
menolong sesama kita, seperti nats berikut ini :
Matius 6:1-4 (TB)
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang
supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Allah
yang di sorga.
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah
ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui
tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Allah yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Serta mengingatkan kita agar jangan coba-coba membayangkan
percabulan dengan siapapun juga !
Matius 5:28-30 (TB)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang 'memandang' perempuan serta 'menginginkannya', sudah
'berzinah' dengan dia di dalam
hatinya.
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah
dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu
binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh
'dicampakkan ke dalam neraka'.
Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah
dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu
binasa dari pada tubuhmu dengan utuh
'masuk neraka'.
Besar harapan kami, ALLAH SWT menolong menghindarkan bangsa
kami dari : kemurtadan
berjamaah/kemunafikan nasional -- dengan KAU utus hamba-hamba-MU yang tergerak,
mulai dari skala Desa/Kelurahan, Kota/Kabupaten, Provinsi hingga seluruh NKRI.
MARI REVOLUSI BUDAYA MENJADI SALING MENGASIHI
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
Lihat Juga:
0 comments:
Post a Comment