Salah satu perasaannya ALLAH SWT adalah 'welas-asih'. Yaitu perasaan kasih, suka menolong & suka memberi. Welas-asih ini lawannya perasaannya Iblis yang kikir, tamak
& serakah.
Kita musti mulai mengenal dasar-dasar hidup dalam DUNIA BARU
ALLAH. Sebenarnya ini adalah DUNIA AWAL, yaitu FIRDAUS YANG HILANG. Dalam Taman Firdaus, keadaan suami-istri Adam-Hawa awalnya
penuh welas-asih. Rumah-tangga mereka penuh kasih-sayang. Saling membahagiakan.
Saling memperhatikan. Saling tolong-menolong. Saling memberi semangat tatkala
mereka berdua mengurusi & me-manage Taman Firdaus.
Namun keadaan itu berubah drastis pada saat mereka jatuh
dalam Dosa yang dipicu oleh perasaannya Iblis : iri & sombong yang
menyebabkan muncul KEINGINAN untuk menyamai ALLAH SWT sehingga melahirkan
PERBUATAN mencuri buah terlarang tersebut.
APA YANG TERJADI ?
Rumah-tangga mereka berubah menjadi PANAS !!
Timbullah pertentangan di antara mereka. Saling defend.
Muncullah perbuatan baru : 'SALING
MENYALAHKAN' !!
Mengapa bisa terjadi ?
Karena dalam hati mereka berdua telah kehilangan perasaannya
ALLAH, yaitu 'WELAS-ASIH'.
Sejak saat itu, hidup mereka diwarnai dengan pertengkaran-pertengkaran.
Karena munculnya perasaannya Iblis dalam hidup mereka berdua.Kumpulan dari Perasaan-perasaan jelek tersebut membentuk Perasaan yang
baru, yaitu perasaan EGOIS ( mementingkan dirinya sendiri ).
Sampailah tiba waktunya ALLAH SWT menurunkan PERINTAH-NYA
melalui Kitab Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa.
Salah satu petunjuk-NYA yang mengajarkan tentang welas-asih
ini adalah :
Imamat 19:9-10 (BIMK)
Kalau kamu panen,
'janganlah' memotong gandum yang
tumbuh di 'pinggir-pinggir
ladangmu', dan jangan kembali untuk
mengumpulkan gandum yang 'tersisa' sesudah panen.
Jangan kembali ke kebun anggurmu untuk 'mengumpulkan' buah-buah anggur yang tertinggal sesudah kamu
memetiknya pertama kali. Juga buah-buahnya yang sudah jatuh 'jangan kamu ambil'.
*Biarkan itu untuk orang miskin dan orang asing*. Akulah TUHAN Allahmu.
Perhatikan baik-2 PERINTAH ALLAH SWT tersebut.
Kita disuruh apa ?
Menyisihkan sebagian dari harta milik kita/kekayaan kita,
buat diambil/dijumputi oleh sesama kita yang miskin, bahkan yang tidak kita
kenal sekalipun (orang asing) yaitu mereka yang membutuhkannya.
Sudikah kita berbuat seperti ini kepada
mereka/pegawai/anak-buah kita ?
Kita diajari-NYA agar tidak kikir/pelit. Justru diajak-NYA untuk "terbiasa memikirkan kesulitan hidup orang
lain".
Sebab harta kekayaan kita itu sesungguhnya PEMBERIAN ALLAH semata.
DIA-lah yang berhak memberi & merampas.
DIA pula yang berhak mengatur kekayaan yang DITITIPKAN
kepada kita itu mau disalurkan kepada siapa saja.
Jadi mulai sekarang, milikilah mindset yang diperbaharui.
Bahwa harta kekayaan kita itu tetap miliknya ALLAH yang dititipkan kepada kita untuk
kita kelola dengan 'baik' & dengan penuh rasa tanggungjawab.
Mindset yang keliru, yaitu serakah ingin memiliki harta yang
lebih banyak dan kebiasaan hidup yang kikir/pelit, HARUS kita switching
menjadi WELAS-ASIH untuk membiasakan memikirkan keadaan orang-2
miskin di sekitar kita. Apa yang bisa kita perbuat ???
Kalo kita tetap
'kebandan' atau 'kedonyan'
ya nasib kita jerumuskan sendiri ke Jalan Bengkok, yakni menuju Neraka. Kita hidup dalam kesombongan, keangkuhan, kemunafikan,
ketamakan, dan kerusakan rumah-tangga.
Segeralah ambil sikap untuk
'BERPUASA dan BERDOA' kepada
ALLAH SWT agar perasaan kita dilepaskan dari tawanan Iblis jahanam itu.
Kiranya para Pembesar Negara dan para Pemimpin Rohani ikut
bertobat dan mengajarkan yang benar kepada anak-buahnya/jemaatnya.
Sehingga terjadi Revolusi Mental/Jiwa yang benar yang
diridhoi ALLAH SWT.
Amin.
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
Lihat Juga:
0 comments:
Post a Comment