Kebangkitan Kristus Membebaskan Kita dari Kuasa Kematian
(Roma 6:10)
|
Saudara-saudara umat Kristiani terkasih di mana pun Saudara berada.
Salam Sejahtera dalam Yesus Kristus,
Dalam tradisi gereja, perayaan Paskah
selalu didahului dengan masa Prapaskah selama 40 hari. Saat ini kita
sedang berada dalam masa Prapaskah tersebut, yang lazim juga disebut
Minggu-minggu Passion. Dalam masa ini kita diajak untuk
mengingat dan merenungkan makna penderitaan Kristus hingga kematianNya
di kayu salib karena dosa-dosa kita. Sebagai pengikut Kristus, kita
percaya bahwa kita mengambil bagian dalam kematian Kristus dengan cara
‘mati’ atau ‘menguburkan’ atau meninggalkan dosa kita, dan bangkit
bersama Kristus kepada cara-cara hidup baru yang sesuai dengan kehendak
Kristus. (Roma 6:5-6). Kita tidak lagi membiarkan dosa menguasai hidup
kita. Karena itu, dalam masa perenungan ini, ada baiknya kita
memeriksa kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat kita, sambil
menanyakan pada diri kita: dosa-dosa apakah yang sedang menguasai kita?
Hanya dengan kesadaran kita akan dosa-dosa kita, serta mengandalkan
rahmat Allah yang membawa kita kepada pertobatan dan tekad untuk
membarui hidup, kita dapat dan layak menyambut serta merayakan Paskah.
Tidaklah berlebihan kalau kami
menyebutkan bahwa kini kita diperhadapkan dengan berbagai bentuk
bayang-bayang kematian. Dalam kehidupan berbangsa, kita sedang berada
dalam peradaban yang mementingkan jumlah penganut agama; peradaban yang
mengedepankan mereka yang bersuara keras; peradaban yang memenangkan
mereka yang hidup mapan, dan peradaban yang mengarus-utamakan kekerasan.
Kita juga sedang berhadapan dengan kecenderungan peradaban yang
mengedepankan kepentingan kelompok, suku dan agama seraya mengorbankan
nilai-nilai kebersamaan, kesetaraan dan kemanusiaan. Kita prihatin
dengan maraknya korupsi dan eksploitasi alam yang berlebihan, serta
peradaban yang mengutamakan kepentingan jangka pendek dan sesaat,
misalnya Pilkada lima tahunan. Semua ini mengorbankan nilai-nilai
universal yang lebih berjangka panjang. Kita risau dengan perkembangan
peradaban sedemikian, karena pada gilirannya akan menimbulkan
perselisihan, kebencian dan balas-dendam; suatu peradaban yang
membuahkan budaya kematian daripada budaya cinta yang menghidupkan
manusia dan segenap makhluk ciptaan Allah.
Syukurlah, berita Paskah mewartakan
bahwa kematian bukanlah kata akhir. Kematian Kristus justru merupakan
cara Allah mengalahkan kematian itu, sehingga sengat maut, yakni
kematian itu, tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita. Dosa tidak lagi
berkuasa! Kristus telah bangkit, dan dengan itu Ia membebaskan kita
dari kuasa kematian (Roma 6:10).Oleh karena itu, dengan merayakan
Paskah, kita tidak hanya mewartakan kebangkitan-Nya, tetapi juga
menghidupi kebangkitan itu. Kita bangkit mengalahkan bayang-bayang
kematian dan kuasa dosa, yang sebaiknya kita mulai dari diri kita.
Dalam semangat Kebangkitan Kristus yang
membebaskan kita dari Kuasa Kematian inilah kami mengajak seluruh warga
gereja dan masyarakat umum untuk:
- Ikut serta dalam karya Allah memerangi segala bentukdosa yang membawa kita ke arah bayang-bayang kematian dan belenggu maut, seperti perilaku manipulatif-koruptif, materialistis, maupun tindakan kekerasan terhadap sesame dan alam serta kerakusan yang tak kenal batas. Kita diajak untuk memelihara kehidupan bersama yang berlandaskan kasih dan keadilan, dengan memberi perhatian khusus kepada mereka yang menjadi korban kekerasan dan ketidak-adilan.
- Ikut menebar bibit perdamaian dan mengupayakan kesejukan serta kesejahteraan dalam kehidupan bersama di tengah kemajemukan suku, bahasa, agama dan budaya bangsa. Kekayaan Indonesia dengan keragaman suku, bahasa, agama dan budaya, adalah karunia Allah yang harus terus kita pelihara dan perjuangkan dalam upaya membangun Indonesia sebagai rumah bersama yang harmonis dan damai.
- Ikut berjuang melawan konsumerisme dan perilaku konsumtif. Untuk itu, dalam masa Prapaskah ini, kita diajak untuk berbela rasa denganmereka yang selama ini kurang beruntung dan terpinggirkan dari berbagai sumber-sumber ekonomi, sosial, dan budaya. Misalnya dengan mengurangi pola hidup konsumtif dan mengkonversi pengurangan tersebut untuk aksi-aksi solidaritas bagi mereka yang selama ini tersisih dan menderita.
- Ikut serta dalam upaya pemulihan alam yang telah rusak oleh perlakuan manusia yang ceroboh dan tamak. Kebangkitan Kristus tidakhanya mendamaikan Allah dengan manusia, tetapi juga mendamaikan Allah dengan alam semesta, dan manusia dengan alam semesta. Oleh karena itu, dalam semangat Paskah kita juga diajak untuk terus mengembangkan aksi-aksi penyelamatan bumi dan segala isinya.
Kiranya kebangkitan Kristus yang
telahmengalahkan kematian, melingkupi dan menyemangati kita untuk
mengalahkan berbagai bentuk dosa dan bayang-bayang kematian dalam
keseharian kita.Kristus bangkit, haleluya! Dialah pengharapan kita.
Jakarta, Maret 2017
Atas nama Majelis Pekerja Harian PGI
TTD
Pdt. Dr. Henriette T. H-Lebang
Ketua Umum
Ketua Umum
Pdt. Gomar Gultom
Sekretaris Umum
(Sumber: http://pgi.or.id)
0 comments:
Post a Comment