Kita sekarang termasuk bangsa yang beruntung karena setiap bangun pagi kita bisa beribadah dengan berdoa kepada ALLAH SWT. Hampir semua lapisan masyarakat melakukan ritual yang sama. Meskipun agamanya berbeda-beda.
Kita mendahulukan TUHAN dan mencari wajah-NYA sebagai tanda bahwa kita sudah hidup bergaul dengan BELIAU. Baru setelah itu kita mempersiapkan aktivitas sehari-hari. Sebenarnya tidak ada yang salah bila ditinjau dari perspektif ini.
Namun....
Pernahkah kita membayangkan bila kita dilihat dari perspektif ALLAH?
Akan ketahuan apa saja kelakuan kita sejak pagi hingga malam, yang sudah menjadi bagian budaya hidup tetapi berseberangan dengan hatinya ALLAH SWT.
Contohnya....
Saat sarapan, hati kita jengkel kepada orang di sekitar kita. Lalu kita marah-marah bahkan ngamuk. Mesin Pembuat Dosa (MPD) memproduksi kata-kata sengit yang menyakitkan hati. Mau berangkat kerja, istri merayu minta dibelikan 'barang mewah' karena iri dengan temannya. Suami pun ikut tersulut ingin pamer. Mesin Pembuat Dosa (MPD) memproduksi sikap foya-foya. Saat dalam perjalanan ke tempat kerja, suami disuguhi 'pemandangan aduhai' yang membuat syahwat naik & mulai berfantasi tentang percabulan. Mesin Pembuat Dosa (MPD) memproduksi perzinahan dalam hati. Di tempat kerja mengalami gangguan ketenangan, entah karyawan/anggota berontak/tidak menurut, cash flow seret, regulasi yang menjepit, raw material yang langka, tekanan extern, bujuk rayu sekretaris, janjian selingkuh dengan WIL, dan sebagainya -- Mesin Pembuat Dosa (MPD) memproduksi emosi, tipu-daya, intrik, penyuapan, korupsi, merencanakan solusi jahat, perzinahan, dan sebagainya.
(Lihat Juga: MANUSIA LEMAH MEMIMPIN NEGARA)
Ini cuma contoh apa yang diperbuat oleh Pemerintahan Iblis dalam hidup kita sejak kita selesai sembahyang pagi hingga sore hari. Dia berusaha setiap saat menjerumuskan kita masuk dalam keinginan-keinginan jahat yang menghasilkan perbuatan dosa.
Pertanyaannya....
Di manakah IMAN kita waktu itu?
Bukankah kita mengaku sebagai orang yang percaya & taat kepada perintah/ajaran ALLAH SWT?
Mengapa kita TEGA MENGKIANATI-NYA?
Jawabnya : karena aslinya kita TIDAK PUNYA CINTA KEPADA ALLAH SWT. Tanpa cinta yang tulus, tidak mungkin kita bisa percaya & taat (beriman) kepada ALLAH. Hubungan kita dengan ALLAH itu karena hubungan timbal-balik sesuai kebutuhan.
(Lihat juga: REVOLUSI CINTA KASIH KEPADA ALLAH SWT)
Ibrani 3:13 (VMD)
Kamu harus "saling menasihati" dan "saling menguatkan" setiap hari. Lakukanlah itu selama masih ada ‘hari ini.’ Kamu harus "saling membantu" agar "tidak berbuat dosa lagi". Janganlah seorang pun yang "mengeraskan hatinya" untuk terus "jatuh dijebak oleh dosa" sehingga melawan Allah.
Semoga masih ada iman di Bumi. Amin
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment