PERIH DAN MENYAKITKAN, SERING MERUPAKAN PROSES MENUJU KEINDAHAN HIDUP

Posted by Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang Bagi Jalanku on Wednesday, October 12, 2016

kayuRasanya aku sudah tidak bisa bersamanya lagi”, kata seorang wanita kepada ayahnya. “Dia bagaikan paku yang selalu menyakitiku dan meninggalkan bekas lubang luka didadaku”, lanjut wanita ini lagi dengan suara terisak, yang mengeluhkan tentang pertentangannya dengan suaminya, karena kesalahpahaman atas masalah-masalah yang timbul dalam rumah-tangganya. Saking perih dihatinya, hampir-hampir dia menyerah akan kehidupan rumah-tangganya.

Namun sang ayah hanya tersenyum. Dipeluknya anaknya yang sedari tadi terlihat emosi. “Sabarlah nak, semuanya ada maknanya pada hidupmu bila engkau berpikir positif dan sebaliknya, jangan membuat keputusan pada saat emosi, redakan dulu emosimu, baru kita pikirkan dan bicarakan” kata ayahnya dengan penuh kasih sayang. 

Setelah itu ia melanjutkan pekerjaannya hendak membuat meja. Setelah beberapa saat, kemudian anaknya bertanya:“Apa yang harus kulakukan ayah? Aku bingung…”, tanyanya sang anak sudah mulai terlihat tenang.

“Sebentar, ayah mau selesaikan dulu pekerjaan ayah. Coba perhatikan ini”, pinta sang ayah lembut. “Menurutmu, untuk menyambungkan 2 kayu ini, yang mana ya, yang harus ayah paku?”, tanya sang ayah terlihat sedikit kebingungan.

“Aku rasa disini ayah…”, jawab putrinya pelan.

“Benarkah? Lalu bagaimana seandainya salah?”, tanya sang ayah lagi.

“Jika salah kan bisa dipaku pada tempat yang benar lagi ayah”, jawab putrinya sedikit tersenyum mengira ayahnya yang sudah berumur mulai pelupa.

“Nah, trus bagaimana dengan bekas lubang itu? Kan jadi jelek kayunya ada bekas tersebut”, tanya sang ayah sambil mengaruk-garuk kepalanya.
kayu1
Putrinya tertawa kecil melihat tingkah ayahnya.

“Ayah…, itukan cuma bekas lubang paku saja. Sekalipun banyak salah, nanti juga akan benar kok. Lagipula, bekas lubang itu juga akan hilang setelah dilapisi cat yang bagus dan indah. Kalau ayah terlalu terfokus pada bekas lubang itu, bagaimana ayah akan bisa menyelesaikan mejanya”, kata si anak tidak henti-hentinya sambil kedua tangannya menutupi mulutnya. Si anak sudah mulai melupakan masalahnya, fokus kepada pekerjaan ayahnya.

Sang ayah tersenyum lembut melihat putrinya. Dipeluknya dengan penuh sayang putri yang sangat dikasihinya. Kemudian sang ayah berkata, “Sayang, paku yang telah dipaku pada kayu, memang akan meninggalkan bekas dan itu sseperti perasaan hatimu yang terluka. Tetapi ingatlah jika paku yang dicabut itu juga menjadi tidak berguna karena akan bengkok bahkan patah”.

“Sesungguhnya, yang terluka itu bukan kamu saja yang mempunyai bekas paku tersebut, tetapi pakunya juga. Ketika kita saling mempertahankan luka itu, kamu dengan bekas lubang paku dan dia dengan bengkok atau patahnya paku, maka MEJA atau pekerjaan itu tidak akan terselesaikan”.

“Paku, dipaku pada tempat yang tepat, seperti paku yang dipakukan pada kayu ini, akan menghasilkan sebuah meja”.kayu2

“Tetapi, jika ayah hanya karena salah paku dan ada bekas, atau karena pakunya bengkok atau patah setelah dicabut dan ayah marah lalu menyerah, maka meja ini sampai kapanpun tidak pernah akan selesai. Sebahagian besar pekerjaan yang baik, yang bermanfaat di dunia ini sering pada prosesnya mengalami kesalahan, kemudian dilakukan perbaikan dan pembenaran, sehingga menjadi baik dan selesailah menjadi sesuatu hasil yang baik dan bermanfaat”.

“Sesungguhnya sebuah hubungan yang indah seperti membuat meja ini. Kamu akan menemukan banyak bekas paku, kamu jug akan menemukan banyak paku yang bengkok dan patah, tetapi setelah kamu melewatinya bersama, kamu akan tersenyum bangga meja itu tetap terawat baik dan indah”.

“Sayang, tidak ada seorangpun yang tidak melakukan kesalahan. Jika kesalahan itu telah terjadi dan seringkali memang pantas terjadi dan membuat sebuah hubungan semakin menjadi baik, maka baiklah ia. Justru apakah kita mau memperbaikinya atau tidak, itu sebuah pilihan”.

“Seperti meja ini, jika kayu dan paku bisa berteriak, mereka akan berteriak sakit ketika paku ditanamkan pada kayu. Tetapi, jika mereka tidak berani menerima sakit yang sementara itu, bagaimana mungkin mereka bisa bersatu menjadi meja?”.

“Semua yang baik bukan berarti harus selalu lancar dan baik juga, kadang perlu kesalahan untuk membuat yang sudah terlihat baik menjadi lebih dan lebih baik lagi”, jelas sang ayah lembut.kayu3

“Iya ayah…, aku sangat mengerti maksud ayah. Ayah ternyata mengajariku dengan cara yang begitu indah. Tanpa membuatku bersalah, tapi justru mengajarkan kami bahwa kami yang terlalu keras kepala dengan pendapat sendiri yang hampir membuat kami menyerah dan kebahagiaan yang bisa kami peroleh jika kami mau memperbaikinya bersama” kata sang putri dengan kesadaran yang begitu mendalam, sehingga menjadi tersenyum dan semangat kembali, api cintanya yang sempat meredup, merekah kembali.

Selamat menyelesaikan, memelihara dan memperbaiki meja/proyek hidupmu. Meski tersakiti oleh aneka paku pengalaman pahit.

Jadikan itu sebagai pengalaman berharga yang membuatmu makin kuat dan menyatukan. Akan ada saatnya semua akan menjadi indah pada waktunya. Problem itu adalah vitamin kehidupan. Semoga menginspirasi dan mencerahkan untuk kita semua. Terima kasih.

(Sumber: www.bisniswilliam.com)

(Anda diberkati dengan tulisan ini? Bagikan kepada yang lain yaaa... GBU)

◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈

Blog, Updated at: 6:11:00 PM

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

TERPOPULER

KATEGORI

Powered by Blogger.