Apa bedanya mentalitas kaya dan mentalitas miskin?
Pertanyaan ini tentu sudah sering kita dengarkan. Nah, kini kita bahas
sebagai sebuah perbandingan untuk mengingatkan kita semua. Semoga
menginspirasi untuk lebih maju lagi.
Kita buat perumpamaan sepotong “Donat”. Nah, bila
mentalitas kaya akan melihat bagian rotinya, sedangkan mentalitas miskin
akan melihat bagian tengahnya yang kosong. Mentalitas miskin akan
sering mengeluhkan bagian tengah donat yang semakin lebar, di sisi lain
mentalitas kaya justru mensyukurinya karena jika bagian tengahnya
semakin lebar artinya semakin besar rotinya. Objek yang dilihat sama,
tapi sudut pandang bisa jauh berbeda.
Dalam berbisnis, mentalitas kaya memikirkan peluangnya, potensi bisnis yang bisa digarap, digali dan mendatangkan keuntungan. Mentalitas miskin memikirkan masalahnya, resiko, tantangan, kegagalan, kerugian, dan sebagainya.
Pertanyaan “Bagaimana jika gagal?” Vs “Bagaimana jika nanti berhasil?”
Apakah ini berarti kita mengesampingkan tantangan, resiko
dan kerugian yang mungkin terjadi? Tentu saja tidak. Tetap harus
memperhitungkan segala kemungkinan yang paling buruk sekalipun. Namun,
jangan sampai menjadi pesimis.
Ingat cerita “Nana Karobi Yaokida” yang artinya jatuh tujuh kali bangkit delapan kali. Ketekunanlah yang membawa kita menuju kesuksesan. Berani bangkit dari kegagalan, namun belajarlah dari kegagalan tersebut dan lakukan dengan cara yang berbeda. Evaluasi kegagalan kita dan buatlah rencana baru, temukan cara yang lebih efektif, cerdas dan kreatif.
Yang terpenting, libatkan Tuhan dalam segala hal yang kita kerjakan maka Tuhan akan memberi hikmat bagi kita dan bangun kemitraan dengan banyak orang yang seide yang saling mendukung, yang akan bersama-sama bekerja keras menggapai keberhasilan.
(Anda diberkati dengan tulisan ini? Bagikan kepada yang lain yaaa... GBU)
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment