Pergolakan hidup membuat orang yang belum dewasa rohaninya berani melanggar Hukum TUHAN. Pada saat dia melakukan dosa itu, maka kita yang sudah dewasa rohani harus 'sudi memaafkannya hingga berulang-ulang'.
Sebab dia belum mengerti bahwa dalam hidupnya itu harus menghormati Pencipta-nya, yaitu dengan melakukan kehendak-Nya. Yang bersangkutan masih kanak-kanak rohaninya, sehingga tidak tahu bila TUHAN itu ada. Dipikirnya dia bisa mengelabuhi sosok yang bernama TUHAN itu. Sebab saking bodohnya, belum berpendidikan rohaninya.
Jadi kita yang sudah dewasa rohaninya, harus jadi teladan
& sudi menuntunnya ke dalam Jalan Yang Benar. Agar tidak membuat mereka ini
malah berfantasi membayangkan kalimat-kalimat dalam Kitab Suci menurut khayalan
tafsir mereka sendiri-sendiri. Karena hal ini bisa membahayakan penduduk Bumi bila yang bersangkutan memaksakan kehendaknya untuk mengikuti fantasinya tersebut (baca juga: MEREVOLUSI KEJENIUSAN ROHANI).
Yesus/Isa mengingatkan kita semua dalam Injil ini:
Lukas 17:1-4 (TB)
Yesus/Isa berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan
ada 'penyesatan', tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan
diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada
menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.
'Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah
dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia'.
Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali
sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal,
engkau harus mengampuni dia."
Orang sesat koq malah diampuni terus???
Ini maksudnya agar kita 'tidak jemu-jemu mengarahkan' saudara-saudara
kita yang BIDAT (membuat pengajaran sesat) agar kembali ke dalam ajaran ALLAH
SWT. Sebab bila mengucilkan/menolak mereka begitu saja, maka 'Iblis semakin menyuburkan perasaannya di
dalam hidupnya untuk semakin dendam, dengki, dan kepahitan kepada kita' yang dibungkus dengan sikapnya yang antagonis
(berlawanan dengan gemuruh batinnya) yang ingin membalas dendam kepada kita.
Dan akhirnya sesama kaum mereka akan 'beraksi bersama-sama untuk melakukan TEROR kepada kita guna
menyalurkan hasratnya'.
Dari mana munculnya pengajaran sesat dalam hidup seseorang
itu?
Hal tersebut dimulai dari masuknya PERASAANNYA Iblis yang
bernama sombong yang memicu KEINGINAN untuk menunjukkan hegemoninya. Di alam
khayal/pikiran inilah Iblis memberi beberapa multiple choice. Iblis bisa memberi
kekayaan, kemasyhuran, perzinahan dan PENYESATAN ajaran ALLAH.
Nah bila yang bersangkutan karena suatu hal memilih buah pikiran (pada
saat perasaan sedang memicu keinginan, maka itu disebut sebagai fase
berpikir/memikir/membuat keputusan sebagai trigger untuk melakukan perbuatan) untuk
menggunakan ayat-ayat ALLAH buat balas dendam kepada kita, karena merasa kita
tolak (padahal kita tidak memikirkan demikian), maka sejak itulah dia dituntun oleh
Iblis untuk melakukan aksi sakit hatinya kepada kita.
Jadi di sini, diperlukan kepekaan sosial kita terhadap
anggota keluarga maupun tetangga kita. Bila dijumpai mereka yang tertutup,
janganlah egois, berilah waktumu buat dia. Sebab 'sikon tersebut adalah ujian bagi
kita'. Apakah kita ini mau mengasihi
yang bersangkutan dan setelah kita dekati kemudian kita tahu hakekat jiwanya, adakah kita
benar-benar mau 'terketuk hati kita untuk
menuntunnya ke dalam jalan yang benar' atau
malah kita menggunjingkan dia serta melepas dia begitu saja??
TUHAN mengajak kita pada dini hari ini untuk MEREVOLUSI POLA
PIKIR / MINDSET KITA agar sungguh-sungguh ikhlas mengasihi sesama kita. Mari kita renungkan kembali tentang bagaimana kehendak ALLAH kepada kita sehingga
melalui kitalah kemiskinan dihapuskan di muka Bumi (lihat juga: Cara Mengentas Kemiskinan).
Dan sekarang melalui kita yang diridhoi ajaran yang benar kepada
ALLAH, hendaknya kita mengasihi anggota keluarga/tetangga/sahabat dengan
ikhlas, serta meluruskan kembali mereka dari pengajaran-pengajaran yang sesat. *'Maka tidak mungkin ada teroris-teroris di bumi
pertiwi'.
Mari kita tingkatkan kepekaan sosial/empati kita.
Niscaya ALLAH SWT akan menuntun & menyertai langkah-langkah
kita untuk berbuat yang terbaik bagi sesama kita. Jangan mengandalkan kekuatan
kita sendiri. Karena yang kita hadapi ini adalah Iblis yang menyamar. Nanti
kita gagal melulu. Tapi berdoalah dengan sungguh-sungguh meminta petunjuk-Nya untuk
meluruskan mereka kembali.
Amin.
(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
0 comments:
Post a Comment