SEGERALAH MENGASIHI SESAMA - Jilid II

Posted by Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang Bagi Jalanku on Sunday, September 24, 2017



(Seri: Mesin Pembuat Dosa)
 
Selama tiga hari berturut-turut, Penulis kebanjiran pertanyaan mengenai hal saling mengasihi yang kita share pada tanggal 19 September yang lalu. Mungkin ada 1000-an responden yang merespon dengan berbagai pertanyaan. Dan intinya hampir sama.

Kebanyakan arah dari pertanyaan itu adalah bermuara kepada ajaran TUHAN yang memperbolehkan umat-NYA membunuh / membasmi bangsa yang tidak mengenal ALLAH SWT, yaitu bangsa kafir yang menyembah berhala alias kita tidak perlu mengasihi sesama ciptaan yang seperti itu.

Untuk itu Penulis akan mengajak kita semua memahami dahulu, apa maksudnya Sang Pencipta, yaitu TUHAN Yang Maha Esa itu menciptakan planet Bumi berbeda dengan planet-planet yang lain, yang serba GUNDUL tidak ada hutan rimba dan samudera air nan indah ini?

Tujuan-NYA diciptakan Bumi adalah sebagai wadah DIA mau menempatkan makhluk hidup di dalamnya. Baik itu binatang, tumbuhan dan teristimewa adalah MANUSIA.

Di dalam Kitab Taurat itu cukup jelas diberitakan tentang SEJARAH PENCIPTAAN hingga periode zamannya Adam-Hawa ditaruh di Bumi sebagai MANUSIA ROHANI yang pertama kali.

Pada fase tersebut, Adam-Hawa ditaruh secara khusus di sebuah negeri yang dinamakan TAMAN FIRDAUS / EDEN yang terpisah dari negeri yang lainnya di Bumi ini.


Kejadian 2:1-8, 10-11, 13-15 (TB)
1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 
2 Ketika Allah pada hari (FASE) ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari (FASE) ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 
3 Lalu Allah memberkati hari (FASE) ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, — 
5 belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 
6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu — 
7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 
8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu
10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. 
13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. 
14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat
15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.


Ini adalah sejarah penciptaan yang riil.

(para ilmuwan dalam fantasinya membayangkan penciptaan Bumi memakai ayat ke-6 tersebut di atas, yang memicu teori KABUT ASAL).

Saat itu Adam-Hawa masih berupa MANUSIA ROHANI yang hidupnya masih dipimpin oleh Roh / Perasaan ALLAH. Hingga kemudian JIWA mereka berdua DISERANG dan dikuasai oleh perasaan Iblis, yakni SOMBONG & IRI. Yang kemudian memicu KEINGINAN untuk menyamai TUHAN. Dan akhirnya memicu PERBUATAN yang melawan ketetapannya ALLAH SWT (mencuri & memakan buah terlarang tersebut).

Sejak itulah manusia rohani mereka hilang, berubah menjadi MANUSIA DUNIAWI; yang lebih cenderung dikuasai oleh perasaannya Iblis. Tapi waktu itu belum muncul perasaan cabul, tamak, serakah, jengkel, marah, geram, putus asa, minder, dsb. Yang ada hanyalah perasaan sombong, iri dan kemudian menyusul perasaan CEKUTA (cemas kuatir takut).

Pertanyaannya, apakah sampai pada tahap ini ALLAH SWT menjadi berubah membenci Adam-Hawa?

Jawabannya :  TIDAK.

ALLAH tetap mengasihi mereka dan ingin mereka bisa kembali ke Firdaus.
Makanya segala daya upaya dilakukan ALLAH dengan cara mengutus Malaikat-NYA atau para Nabi -- hanya untuk memberitakan ajaran etika Kerajaan Surga itu seperti apa, yang harus ditaati oleh manusia duniawi agar bisa berubah menjadi manusia rohani kembali sebagai syarat boleh masuk ke dalam Firdaus (alam penantian bagi manusia yang meninggal dunia tapi hidupnya kudus seperti manusia rohani) kembali.

Lalu siapakah sesama ciptaan (manusia) yang diperbolehkan untuk ditumpas / dibunuh?

_bersambung_






(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)

◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈


Blog, Updated at: 6:31:00 PM

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

TERPOPULER

KATEGORI

Powered by Blogger.