Ada banyak orang yang secara fisik kuat, seperti Simson, yang bisa mengalahkan Singa. Tetapi ternyata memiliki moralitas yang lemah. Ia dapat mengalahkan musuh-musuhnya tetapi tidak mampu menguasai dirinya sendiri, yaitu nafsu birahinya. Di hadapan Tuhan, orang yang demikian bukan termasuk ke dalam kategori orang yang kuat di dalam Tuhan.
Kalau ada atlet angkat besi yang bisa mengangkat beban berat 200 kilogram, mungkin kita bisa menganggapnya kuat secara rohani, tetapi kalau ia cepat tersinggung, tak bisa menahan amarahnya, maka sebetulnya ia bukan yang kuat secara rohani. Dalam Injil Lukas 2:40, mengatakan tentang Yesus demikian: “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh dengan hikmat dan kasih karunia Allah ada padanya.”
Yesus bertumbuh semakin lama semakin kuat bukan hanya secara jasmaniah melainkan juga secara rohaniah. Sekarang ini, banyak orang yang mengembangkan kekuatan jasmaninya dengan berolahraga, fitness atau mungkin dengan berlatih tinju atau karate. Namun, ingatlah bahwa kekuatan jasmaniah itu hanya bersifat sementara, sedangkan kekuatan karakter itu kekal dan itulah yang dikehendaki Tuhan.
Ada 3 ciri orang yang kuat dalam Tuhan:
Pertama; Mampu mengatasi kegagalan; Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengatasi kegagalan, selama kita hidup tentu kita banyak mengalami tantangan dan kalau kita tidak berhati-hati maka kita bisa jatuh dan mengalami kegagalan. Namun apakah yang kita lakukan bilamana mengalami kegagalan? Apakah kita akan semakin terperosok? Ataukah kita akan segera bangkit dari kegagalan itu?
Kalau saya memperhatikan tokoh-tokoh besar dalam Alkitab, mereka adalah orang-orang yang pernah mengalami kegagalan; Adam, Abraham, Musa, Daud dan Petrus, pernah gagal, bahkan Petrus menyangkal Yesus sampai 3 kali. Namun, mereka adalah orang-orang yang tidak terbenam dalam kegagalan dan meraih kemenangan yang berasal dari Tuhan.. (Yeremia:18:4).
Ada sebuah ungkapan yang berkata, Juara sejati bukanlah orang yang tak pernah gagal, melainkan orang yang tak pernah berhenti even on work, no repeat atau pantang mundur. Thomas Alva Edison adalah orang yang sudah ribuan kali mengalami kegagalan ketika ingin menemukan bola lampu pijar. Namun setelah ribuan kali gagal, ia berhasil menemukannya, karena kegigihan dan keuletannya, ia mampu mengatasi masalah kegagalan.
Kedua; Mampu mengatasi keberhasilan; Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengatasi keberhasilan. Banyak orang yang mampu mengatasi kesulitan, namun tidak mampu memperlakukan berkat-berkat yang Tuhan berikan padanya. Artinya, ada banyak orang kalau pada saat kesusahan, ia mencari Tuhan, tetapi pada saat senang, ia menjadi sombong.
II Tawarikh 26:5, dikisahkan ada seorang bernama Uzia. Ia mencari Allah selama hidupnya. Zakharia mengajarinya supaya takut akan Allah dan selama ia mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil, dalam II Tawarikh 26:16, dikatakan: “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga melakukan hal yang merusak. Ia berpaling dari Tuhan Allahnya dan memasuki Bait Tuhan untuk membakar ukupan diatas meja bakaran ukupan.”
Ketiga; Mampu mengatasi kepahitan; Orang yang kuat di dalam Tuhan adalah orang yang mampu mengatasi kepahitan hati. Tidak ada orang yang suka dicela, dikritik ataupun diejek. Namun, apabila kita tidak rela menerima semua itu karena Yesus Kristus, sebetulnya kita tidak layak bagi-Nya. Orang yang mudah tersinggung atau terluka perasaan, bukanlah orang yang kuat di dalam Tuhan, apalagi kalau Anda mau melayani Tuhan.
Kita harus tahan menerima kritikan, masukan-masukan atau pendapat-pendapat negatif dari orang lain, yang mungkin merasa tidak suka atau iri hati terhadap keberadaan kita. Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak kecewa dan menolak Aku,” . Haleluya. AMIN
Tulisan_yang sangat bermanfaat, GBU 🤝 ...
ReplyDelete