MENGAPA KEHIDUPAN DI HARI TUAKU DEMIKIAN MENYEDIHKAN

Posted by Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang Bagi Jalanku on Tuesday, February 7, 2017

Ilustrasi
Dialog teman saya dengan Opa yang menatap dengan pandangan kosong...
Opa mulai bercerita tentang masa lalu hidupnya sambil menghela napas panjang.


"Sejak masa masih muda saya menghabiskan waktu saya, untuk terus mencari usaha yang baik bagi keluarga saya. Khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai dan kasihi". 


"Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya, kami bisa tinggal di rumah besar dengan segala fasilitas yang bagus". 


"Demikian pula dengan anak-anak, mereka semua berhasil sekolah ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah dibatasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah, dalam usaha dan juga dalam berkeluarga".


"Tibalah saatnya kami sebagai orang tua, merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami".


"Sampai pada suatu ketika, tiba-tiba istri tercinta yang selalu setia menemani sejak saya memulai kehidupan, meninggal dunia karena sakit mendadak. Sejak kematian istri, saya hanya tinggal dengan para pembantu. Anak-anak semua tidak ada yang mau menemani saya, mereka sudah mempunyai rumah yang besar-besar dan mewah".


"Hidup rasanya hilang, tiada lagi yang mau menemani saya, di saat saya memerlukan mereka. Tidak sebulanpun sekali anak-anak mau menjenguk atau memberi kabar melalui teleponnya". 


"Tiba-tiba si sulung datang mengatakan kalau dia akan menjual rumah saya, karena selain tidak efisien, juga saya dapat tinggal bersamanya".


"Dengan hati berbunga-bunga saya menyetujuinya, saya tidak memerlukan rumah besar lagi tanpa adanya orang-orang yang saya kasihi".


"Setelah itu akhirnya saya ikut dengan si sulung. Namun apa yg saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun ada di rumah, tak pernah sekalipun menyapa saya. Semua keperluan saya, pembantu yang memberi. Untung semenjak muda saya selalu hidup teratur, meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan".


"Lalu saya berpindah ke rumah anak lainnya, sambil berharap saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya sia-sia yang saya peroleh". 


"Yang lebih menyakitkan hati, semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti semua. Mereka sediakan peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya, tapi sebetulnya mereka takut kalau-kalau saya memecahkan peralatan mereka yang mahal". 


"Setiap hari saya makan dan minum dari alat kayu atau plastik, yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan sering untuk anjing mereka juga". 

"Setiap hari saya makan dan minum sambil meneteskan airmata, dan bertanya-tanya... dimanakah hati nurani mereka sebagai anak kepada orang tuanya ?"


"Akhirnya saya tinggal dengan si bungsu, anak yang sangat saya kasihi melebihi anak lainnya. Karena dahulu dia adalah anak yang memberikan sukacita pada kami semua". 


"Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama tinggal disana, si bungsu dan istrinya mendatangi saya...mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya tinggal di Panti Jompo, dengan alasan supaya saya punya teman berkumpul. Mereka juga berjanji akan selalu rutin mengunjungi saya".


"Sudah 2 tahun berlalu tetapi tidak sekalipun mereka...anak-anak saya datang untuk mengunjungi saya... Apalagi membawa makanan kesukaan saya".


"Pupus sudah, harapan tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat..."


"Saya selalu bertanya-tanya dalam hati ? Mengapa kehidupan di hari tuaku, demikian menyedihkan... Padahal saya bukanlah orang tua yang menyusahkan anak-anakku..."


---------------------------------

Jika di antara kita ada yang mengalami kepahitan terhadap orang tua, mulailah melunakkan hati dan melepaskan pengampunan. Hampiri mereka dan berbesar hatilah. Mulailah bangun kembali hubungan yang sudah terputus sekian lama dan jadikan kasih sebagai dasarnya. 


Jika kita selama ini terlalu sibuk sehingga jarang bertemu atau menghubungi orang tua, ambillah waktu sekarang juga sebelum semuanya terlambat

Berusahalah agar mereka bisa bahagia di hari-hari akhir mereka. Sehingga bukan saja mereka akan merasa bangga terhadap anak-anaknya, tapi Tuhan pun akan berkenan dan menghargai tinggi sikap seperti ini.

Tuhan berkenan kepada anak-anak yang berbakti dan tahu membalas budi kepada orangtuanya.


Hormatilah ayahmu dan ibumu , supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.  Keluaran 20:12



(Anda diberkati dengan tulisan ini? Bagikan kepada yang lain yaaa... GBU)

◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈

Blog, Updated at: 4:00:00 AM

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

TERPOPULER

KATEGORI

Powered by Blogger.