(Seri: Mesin Pembuat Dosa)
Banyak kali saudara-saudara
curhat kepada kami, mengapa TUHAN tidak menjawab doa?
Sebenarnya
kita bisa memprediksi, bahwa apakah doa permohonan kita itu diterima ALLAH SWT
apa tidak, itu bila kita sudah bisa bercermin, ibaratnya apakah pakaian rohani
kita itu compang-camping atau kita pakaian pesta yang kudus?
Artinya, apakah
hidup kita itu sarat dengan keduniawian atau sudah mengutamakan kesalehan
dengan terus menerus sadar tidak ingin diinfiltrasi oleh setan-setan yang giat
memasuki teritorial jiwa kita?
Hal-hal
ajaran ALLAH ini sudah diajarkan sejak zamannya nabi Adam, nabi Nuh, nabi
Ibrahim, nabi Ayub hingga nabi Yahya.
Seperti yang
disampaikan oleh Yahya ini :
1 Yahya/Yohanes 5:14-15 (TSI)
14 Kita dapat datang kepada Allah tanpa ragu-ragu
tetapi dengan keyakinan bahwa Ia pasti
mendengar doa kita dan mengabulkannya, jikalau yang kita minta itu sesuai
dengan standar kehendak-Nya.
15 Dan kalau kita yakin bahwa Allah sedang menjawab
apa yang kita minta, berarti kita boleh yakin bahwa kita sudah menerima
dari-Nya apa yang kita minta itu.
Tidak jarang
dalam keseharian kita sering mengucapkan bahwa doa kita telah dikabulkan oleh
ALLAH SWT. Padahal itu diucapkan oleh kita-kita yang pada masih munafik,
seperti penulis ini sendiri pernah melakukannya dahulu sebelum lahir baru
secara rohani.
Sejatinya
pada saat itu kami hanya ingin dianggap sebagai orang-orang yang baik (tapi sok
rohani). Hidup kami justru jauh dari kehendak ALLAH. Sebab sungguh tidak nyaman
hidup dengan mengikuti kehendak/ajarannya Sang Pencipta itu. Karena isinya
hanyalah mengekang kebolehan kita, mengekang hawa nafsu kita, mengekang
keinginan kita untuk hidup hedonis dan pamer-pamer. Sungguh, tiada satu pun di
antara teman-teman penulis ini yang ingin hidup mengikuti standard ALLAH.
Dan untuk
menutupi kebobrokan akhlak kita pada waktu itu ialah dengan jalan
bertopengkan banyak beramal serta menjadi pelayan TUHAN dan masyarakat. Jadi ibadah kita yang kasat mata itu untuk
mengelabui orang banyak.
Pada saat
itu pula, kita sering sesumbar bahwa doa kita dikabulkan oleh ALLAH SWT. Sebab
pada kenyataannya memang setiap permohonan doa kita yang untuk
memperlancar perzinahan, kedudukan dan kekayaan kita, SELALU dikabulkan.
Sekarang,
setelah kami hidup dalam manusia rohani (yaitu diperintah oleh
pemerintahan/perasaannya ALLAH), baru kami sadar, bahwa selama itu yang
mengabulkan doa kami adalah Iblis.
Sebab tidak mungkin ALLAH SWT bisa kita tipu
dengan kepura-puraan kita yang seolah-olah rohani/saleh, namun hati kita sarat
dengan keinginan duniawi yang pongah dan kejam kepada sesamanya.
Tidak
mungkin ALLAH mau mendengarkan doa kita yang pura-pura khusyuk namun
sesungguhnya doa itu untuk minta diperlancar segala urusan hawa nafsu
keduniawian kita.
Hal tersebut
diteguhkan oleh Surat Yakobus ini :
Yakobus 4:3-4 (TSI)
3 Atau kamu sudah berulang-ulang memintanya kepada
Allah, tetapi Dia tidak menjawab doamu.
Hal itu terjadi karena kamu memintanya
dengan hati yang salah— karena kamu berdoa untuk memuaskan hawa nafsu kesenanganmu sendiri.
4 Kamu sama seperti pelacur! Memang pelacur tidak mau
setia kepada satu laki-laki, dan begitu juga kamu tidak mau setia kepada satu Allah! Seharusnya kamu tahu kalau
bersahabat dengan hal-hal yang duniawi berarti memusuhi Allah. Sekali lagi saya
ulangi: Kamu yang mau bersahabat dengan
dunia ini, berarti kamu menjadikan dirimu musuhnya Allah.
Amin. Mari
kita merevolusi jiwa kita.
(Penulis: Pdt. Israel
Yacob Hadi Winarto)
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment