(Seri: Mesin Pembuat Dosa)
Acapkali
kita ini bertindak sembrono karena karena kita tidak memiliki penguasaan diri
untuk berbuat baik.
Kita lebih
cenderung mengaplikasikan sifat-sifat kita di dalam perbuatan, tanpa
memperhitungkan akibatnya bagi orang lain. Padahal
tindakan reflek kita itu dipicu dari pemerintahan Iblis yang bercokol di jiwa
kita, seperti perasaan sombong, iri, tamak, serakah, cabul, cemas, kuatir,
takut, minder, curiga, jengkel, emosi, dendam, dsb.
Bila
perasaan-perasaan seperti itu ada di dalam hati/jiwa kita, bagaimana mungkin
kita berbuat baik dan tulus ikhlas kepada sesama kita? Pasti yang kita lakukan
kepada mereka adalah kepura-puraan, alias ada maksud yang tersembunyi. Sehingga hidup
kita sehari-hari diwarnai dengan kamuflase.
Bila
hati/jiwa kita jahat seperti ini, apakah bisa kita kelak masuk ke Surga dengan
membawa sifat-sifat & karakter kita yang jahat seperti itu?
Kitab suci
itu mewajibkan kita untuk berbuat yang tulus & ikhlas, baik kepada ALLAH
SWT maupun kepada sesama kita (terutama kepada orang tua kita).
Kita harus
belajar hidup kembali yang benar seperi nasihat ALLAH SWT yang tertuang dalam
Kitab Zabur/Mazmur-nya nabi Daud/Dawud di bawah ini :
Mazmur
126:5-6 (VMD)
5 Orang yang sedih ketika mereka menabur
benih, akan bersukacita, bila mereka menuai.
6 Orang yang menangis ketika mereka membawa
benih akan bersukacita, bila mereka membawa tuaian.
Artinya :
Hidup yang benar itu dimulai dengan (benih) sikap yang
siap menderita untuk :
tidak egois,
tidak sombong, tidak mata duitan, tidak main mata, tidak sok kuasa, tidak sok
kaya, tidak sok pintar, tidak sok rohani, tidak berzinah, tidak tergoda untuk korupsi,
tidak berdusta, dsb.
Kalau kita
'bertindak untuk tidak menanam
sikap yang jelek' itu kepada sesama kita, barulah kita disebut sukses/menang dalam hidup ini,
yaitu telah melakukan mandat dari ALLAH SWT untuk MENABUR BENIH (SIKAP) dengar
benar.
Yaitu sikap
hidup yang saling mengasihi, saling menolong, saling memberi, saling
memberi-semangat, saling mengingatkan, setia, sabar, rendah hati, penuh hormat
& penuh empati kepada sesama makhluk ciptaan ALLAH.
Ingatlah,
esok kita meninggal, dan....kita tidak membawa pangkat, harta, kedudukan &
kebolehan kita.
Hati-hatilah
jangan salah memilih jalan menuju ke neraka ya....
(Penulis: Pdt. Israel
Yacob Hadi Winarto)
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment