aku berkata bahwa ini Hanya TITIPAN saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.
Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA....
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan
Kebutuhan DUNIAWI ku, supaya
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL,
Aku ingin lebih banyak RUMAH,
Aku ingin lebih banyak POPULARITAS,
Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.
Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan harus sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...
Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang ku
dan bukan sebagai Kekasih jiwaku!
Kuminta DIA membalas perlakuan baikku
dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku ...
Padahal setiap hari ketika berdoa selalu kuucapkan,
Hidup dan Matiku, hanyalah untuk-Mu ya Tuhan, AMPUNI, aku, ya Tuhan ...
Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang bisa selalu BERSYUKUR
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendak-Mu saja ya Tuhan ...
Sebab aku yakin
ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku ..
Ketika aku ingin hidup KAYA, aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN.
Ketika aku berat utk MEMBERI, aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN, Tuhan memberikan aku KEKUATAN.
Ketika aku takut Rugi, Aku lupa, bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, kerana Anugerah-Nya.
Selagi masih diberi kesempatan, mari kita belajar bersyukur dan melakukan kehendak-nya bukan kehendak kita
YAKOBUS 4 : 14
Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
Maka berdoalah untuk seseorang.
(Anda diberkati dengan tulisan ini? Bagikan kepada yang lain yaaa... GBU)
Lihat juga:
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment