Nama asli saya adalah Tjong Khim Long/ Tjuk Lin Tse alias Yusuf. Tjuk
Lin Tse adalah nama praktek saya. Saya berasal dari Kalimantan Barat dan
sudah menetap di Jakarta selama 21 tahun sebagai seorang Sinshe. Saya
juga masuk dalam ikatan sinshe-sinshe di Indonesia.
Sebagai peramal
nasib, saya mulai dengan memasang tarip sebesar Rp. 500, untuk setiap
pasien. Tarip terakhir sebelum saya bertobat, yaitu tahun 1988 sebesar
Rp. 150.000, setiap pasien untuk waktu 1/2 jam. Pasien saya begitu
banyak sampai harus menunggu giliran 2-3 bulan, bahkan 4 bulan untuk
diramal nasibnya.
Selama 21 tahun saya tidak pernah memasang iklan,
tetapi dapat menjadi begitu terkenal dan saya mempunyai 46 orang murid,
baik di dalam maupun di luar negeri, terdiri dari 34 pria dan 12 wanita:
Murid yang paling jauh dari Canada, sedangkan yang paling dekat dari
Singapore dan Malaysia. Yang dari Indonesia terpencar dari berbagai
daerah. Setiap murid harus membayar antara 9-10 juta rupiah pada saat
itu. Mereka belajar hal meramal nasib, melihat Hong Sui, membuat Hoe dan
Pak Kwa.
1. Cara meramal nasib
Sekarang saya mau menerangkan bagaimana saya meramal nasib.
Sewaktu pasien mendaftar dan tiba gilirannya untuk diramal maka pada
saat pasien datang, saya dapat mengetahui persoalan apa yang terjadi
yang menyebabkan pasien tersebut mencari saya; baik itu masalah usaha,
masalah rumah tangga dan lain-lain. Saya juga dapat mengetahui penyakit
apa yang diderita oleh pasien tersebut atau penyakitnya mengharuskan dia
dioperasi dan berapa kali dia sudah dioperasi saya dapat mengetahuinya.
Lebih dari itu, anak-anaknya dengan tanda-tanda yang ada pada tubuhnya
laki-laki atau perempuan, janda atau duda dan lain-lain, semuanya dapat
saya ketahui.
Sebenarnya itu bukan karena kehebatan saya, sebab cara saya
meramal berasal dari ilmu keturunan nenek moyang saya, bukan karena
mempelajari buku-buku. Sejak kecil saya sudah dilatih dengan sembahyang,
puasa serta membaca mantra-mantra.
Pada saat saya menghadapi pasien untuk diramal, sebenarnya
roh yang pada pasien itulah yang telah memberitahu kepada roh yang
mengikuti saya.
Murid saya yang belum sepenuhnya luluspun sudah dapat
disertai dengan roh yang dapat memberitahukan segala sesuatu kepadanya.
Dengan adanya roh dari pasien yang memberitahukan kepada roh yang
mengikuti saya, kemudian memberikan firasat kepada saya, maka saya
berani menyampaikan ramalan nasib pasien saya secara tepat.
Lalu bagaimana saya yang memiliki latar belakang kehidupan
yang sedemikian, dapat percaya kepada Tuhan Yesus, padahal sebelumnya
saya sama sekali tidak dapat percaya kepada Tuhan Yesus. Menurut
pendapat saya sebelumnya, Tuhan Yesus tidak sebangsa dengan saya,
bagaimana Dia dapat membawa saya ke Sorga? Mimpipun tidak mungkin, pikir
saya. Saya mengatakan, bahwa Alkitab adalah tulisan manusia, bukan
secara langsung dijatuhkan dari langit. Namun ternyata saat ini saya
dapat menjadi orang yang lebih percaya kepada Tuhan Yesus, lebih
daripada sebagian orang-orang Kristen. Saya menjadi Kristen bukan
melalui kesaksian orang Kristen, bahkan seandainya ada yang menyodorkan
100 juta rupiah sekalipun supaya saya mau menjadi orang Kristen, saya
akan menolaknya. Saya dapat percaya kepada Tuhan Yesus melalui satu
proses yang panjang dari Tuhan sendiri.
2. Kenapa saya dapat percaya kepada Tuhan Yesus ?
Tgl. 01 Februari 1988 itulah titik awal di mana saya mulai
percaya kepada Tuhan Yesus. Setiap manusia memiliki cinta kasih dan
melalui hal inilah saya dapat mengenal Tuhan Yesus. Cinta kasih yang
akan saya paparkan di sini adalah cinta kasih antara suami istri. Pada
tgl. 23 Maret 1987 isteri saya telah meninggal dunia karena penyakit
tidak nafsu makan. Meskipun saya seorang Sinshe, saya tidak pernah
membuka resep untuk isteri saya, melainkan menghubungi sinshe lain yang
terkenal untuk membukakan resep untuk istri saya.
Di rumah saya ada satu kamar yang keadaannya seperti
layaknya sebuah kelenteng, 21 tahun yang lalu patung yang saya sembah
itu dapat bergerak dan selama isteri saya sakit, saya menyembah kepada
berhala-berhala itu. ternyata hasilnya tidak ada, demikian juga
usaha-usaha saya yang lain bagi kesembuhan isteri saya. Terakhir isteri
saya masuk rumah sakit, tetapi dokter tidak dapat menemukan penyakit apa
yang diderita oleh istri saya.
Hasil check up secara menyeluruh pun mengatakan bahwa isteri
saya sehat, tidak ada sesuatu penyakit. Saat itu keadaan isteri saya
setiap hari hanya dapat makan sebanyak dua (2) sendok, jika ditambah
satu (l) sendok lagi dia akan muntah. Setelah menghadapi jalan buntu,
isteri saya menyatakan bahwa dia menerima Tuhan Yesus dan percaya
kepadaNya. Meskipun saya sama sekali tidak percaya kepada Tuhan Yesus,
namun karena rasa cinta kasih saya kepada isteri, saya terpaksa
mengijinkannya.
Pada saat istri saya percaya kepada Tuhan Yesus, dia tidak
didoakan oleh siapa-siapa, hanya seorang putra dan putri saya yang belum
Kristen pada saat itu. Setelah didoakan, pada malam itu isteri saya
dapat tidur dengan nyenyak. Keesokan harinya, ketika dia bangun,
wajahnya begitu berseri-seri dan sejak itu setiap malam dia dapat tidur
dengan tenang. Di lain pihak ternyata hal itu justru membuat saya tidak
dapat tidur.
Kenapa dapat terjadi hal yang demikian? Bayangkan, isteri
saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi di rumah saya masih penuh
dengan berhala. Menurut ramalan saya dalam waktu 8-10 hari lagi istri
saya akan pulang ke rumah dan situasi rumah yang demikian jelas akan
merupakan satu persoalan untuknya. Sebagai orang yang percaya Tuhan
Yesus, isteri saya akan mengucapkan “Haleluyah dan Puji Tuhan”,
sedangkan saya masih harus mengucapkan kata-kata untuk berhala.
Perbedaan hidup yang demikian jelas akan mendatangkan suasana yang tidak
baik.
3. Berhala-berhala di rumah saya di hancurkan
Segera saya mengumpulkan murid-murid saya untuk mengadakan
rapat, tetapi mereka juga tidak dapat memberikan satu usul tepat sebagai
jalan keluarnya. Namun karena rasa cinta kasih saya, segala macam
berhala itu kemudian saya hancurkan, termasuk patung yang dapat bergerak
dari zaman dinasti Ming tersebut. Kira-kira 6 jam sebelum isteri saya
meninggal dunia, dokter baru dapat menemukan bahwa isteri saya terkena
penyakit kanker usus yang sebelumnya kami mengira hanya wasir saja.
Saat isteri saya meninggal dunia, saya belum percaya kepada
Tuhan Yesus, namun dikarenakan isteri saya sudah percaya kepada Tuhan
Yesus, upacara kematiannya diadakan secara Kristen dan kemudian setiap
malam hari diadakan kebaktian penghiburan di rumah untuk beberapa waktu
saya terpaksa mengikuti berdoa di dalam nama Tuhan Yesus dan
mendengarkan tentang perihal Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan
memberikan Sorga kepada orang yang percaya kepadaNya.
Saya ingin sekali mengetahui di mana isteri saya, di Sorga
atau di Neraka. Menurut kata orang-orang Kristen dan pendeta-pendeta,
isteri saya ada di Sorga, tetapi bagaimana mereka dapat memberikan bukti
kepada saya. Tidak ada orang yang pernah ke Sorga dan kembali serta
memberitahukan kepada saya, bahwa isteri saya ada di sana.
4. Mengikuti seminar pertumbuhan gereja di Korea Selatan
Pada bulan Agustus 1987 di Korea Selatan diadakan Seminar
Pertumbuhan Gereja bagi orang-orang Asia dan kami sekeluarga yang
bejumlah 7 orang ikut mendaftarkan diri. Saya hanya mengikuti
acara-acara tersebut, tetapi tidak mengikuti kebaktiannya. Banyak
gereja-gereja di Asia mengirimkan utusannya ke Korea tapi saya ikut
datang ke sana hanya untuk mengetahui tentang Tuhan Yesus saja.
Saya mempunyai 4 orang anak, seorang putra dan 3 orang
putri. Putri saya yang sulung bisu tuli sama sekali tidak dapat
mendengar meski ada bunyi petasan sekalipun. Putri sulung saya yang
demikian juga saya ajak ke Korea. Kami juga pergi ke Bukit Doa di mana
berduyun-duyun orang yang datang ke sana. Saat itu ada 163 orang dari
Indonesia yang pergi ke sana termasuk saya sekeluarga. Di sana ada
gua-gua untuk berdoa dan saya hanya sekedar mau tahu saja tentang
gua-gua tersebut.
Saya sudah antri tetapi tidak pernah mendapat giliran. Di
sana saya bertemu seorang penatua yang berasal dari Taiwan. Saya melihat
dia berdoa untuk menyembuhkan orang-orang sakit tanpa mantera-mantera
atau obat, hanya berdoa dalam nama Tuhan Yesus. Ada seseorang yang
tangannya selisih panjang pendek, setelah didoakan dalam nama Tuhan
Yesus, tangan yang pendek dapat menjulur keluar menjadi sama panjang !
Saya juga adalah mantan pemain akrobat dan tukang sulap, tetapi apa yang
saya lihat ini bukan sulapan.
Kemudian saya meminta kepada penatua tersebut untuk
menyembuhkan anak saya yang sulung. Dia menjawab bahwa dirinya tidak
dapat menyembuhkan, yang diandalkan hanya kuasa dari Tuhan Yesus.
Kesempatan inilah saya pergunakan untuk dapat melihat bagaimana kuasa
Tuhan Yesus tersebut. Penatua itu meletakkan kedua jarinya di telinga
anak saya lalu berdoa. Dia mengatakan, bahwa di dalam nama Tuhan Yesus
anak ini harus dapat mendengar dan dapat berkata-kata. Amin.
Pada saat penatua itu selesai berdoa, dia memetikkan
tangannya di belakang anak saya, anak saya sudah dapat mendengar.
Peristiwa itu betul-betul membuat hati saya terharu, sebab 31 tahun
putri sulung saya tidak pernah mendengar sesuatu suara apapun. Sekarang
dia dapat mendengar hanya melalui doa. Penatua itu mengajarkan putri
saya untuk mengucapkan kata-kata “Haleluyah” dan putri saya dapat
mengikutinya meskipun dengan ucapan yang belum sepenuhnya tepat. Saat
itu saya rasakan diri saya seperti orang udik yang pertama kali datang
ke kota. saya merasakan kebesaran Tuhan Yesus.
(Lihat Juga: Kisah Nyata - Maricel Apatan)
5. Saya mulai merasakan kuasa Tuhan Yesus yang heran
Dari Korea saya kembali ke Indonesia mampir di Taiwan dan
Hongkong. Biasanya setiap kali saya berada di Singapore atau Taiwan
selalu didatangi banyak orang yang ingin diramal nasibnya, sehingga
tidak dapat pergi ke mana-mana. Tetapi saat itu tidak ada yang
mengetahui kedatangan saya di Taiwan sehingga saya dapat pergi ke tempat
rekreasi Wu Lay. Ketika saya kembali dari tempat rekreasi tersebut,
ternyata kaki saya menjadi bengkak, lebih besar dari sepatu saya.
Dikarenakan jadwal penerbangan yang sudah diatur maka dari Taiwan saya
mampir ke Hongkong dengan kaki yang bertambah bengkak lagi.
Saya sempat berpikir jika demikian jangan-jangan saya harus
menenteng sepatu saya sampai ke Indonesia. Oleh karena itu saya
memanggil kedua putri saya untuk mendoakan saya. Setelah didoakan dalam
nama Tuhan Yesus ternyata belum terlihat hasilnya, didoakan kedua kali
juga belum tampak adanya perubahan, sehingga saya katakan biar sajalah,
saya mau tidur saja tetapi keesokan harinya ketika saya bangun ternyata
kaki saya sudah sembuh.
Dengan penuh sukacita saya pulang ke Indonesia bukan dengan
menenteng sepatu, tetapi memakai sepatu. Saat itu saya belum mau
percaya juga kepada Tuhan Yesus dan sesampai di Indonesia saya teruskan
pekejaan saya sebagai peramal nasib. Saat itu saya juga mengidap
penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi kronis. Dengan keadaan
tersebut saya ingin dapat mengetahui lebih jauh sampai dimana kuasa dari
Tuhan Yesus.
Saya sudah tidak mau makan obat lagi melainkan saya
memanggil putra dan putri saya untuk mendoakan saya. Setelah berdoa saya
pergi ke dokter untuk check up. Dokter menanyakan selama satu bulan
saya tidak periksa itu telah berobat ke mana? Dokter terheran dengan
hasil check up. Saya jawab, bahwa saya tidak berobat ke mana-mana.
Dokter itu tidak percaya, tanpa berobat bagaimana mungkin penyakitnya
dapat sembuh dan normal seperti itu, baik kencing manis maupun tekanan
darah saya sudah normal kembali.
Dulu tekanan darah saya untuk turun menjadi 150 saja sulit,
tetapi sekarang dapat menjadi 130 – 85. Hal itu semakin membuat saya
tahu bahwa ada kuasa yang besar di balik doa. Saya mau tidak mau harus
mengakui kebesaran Tuhan Yesus, tetapi saya belum dapat percaya
sepenuhnya kepadaNya, masalahnya adalah terletak pada pekerjaan saya
sebagai peramal yang dengan begitu mudah dapat menghasilkan uang. Saat
itu dalam sehari saja dapat memperoleh hasil 500-600 ribu rupiah padahal
tanpa modal. Jika saya harus percaya kepada Tuhan Yesus, jelas
pekerjaan saya tersebut harus saya tinggalkan dan saya tidak dapat
mencari uang.
Posisi saya memang terjepit, sehingga saya memilih untuk
tetap menjadi peramal nasib. Dan satu hal yang aneh ternyata juga banyak
orang Kristen yang mau diramal nasibnya. Hal itu saya ketahui sebab
sepulangnya saya dari Korea saya membeli 100 buah Alkitab dan setiap
pasien yang datang kepada saya, saya berikan sebuah Alkitab, di antara
:mereka ada yang menyatakan, bahwa dirinya sudah memiliki Alkitab,
berarti mereka adalah orang Kristen, mereka percaya kepada Tuhan Yesus.
Ketika saya menanyakan kepadanya apakah Tuhan Yesus tidak
menolong? Dia menjawab, bahwa dulu Tuhan Yesus menolong, tetapi sekarang
tidak. Saya menasehati mereka, bahwa mereka pasti ada sesuatu kesalahan
dan saya anjurkan segera kembali sungguh-sungguh datang kepada Tuhan.
Saya bersaksi kepadanya bahwa saya yang paling tidak percaya, ternyata
Tuhan Yesus masih mau menolong saya. Saat itu ramalan saya semakin
terkenal, banyak juga orang-orang Kristen yang mau tahu, karena ada
peramal yang membagikan Alkitab. Mereka menyatakan, bahwa di dunia ini
sayalah satu-satunya peramal yang demikian.
6. Sekarang saya bertobat sungguh-sungguh
Untuk mengakhiri kesaksian saya, pada tgl. 01 Pebruari 1988
pukul 01.00 barulah saya percaya kepada Tuhan Yesus dengan
sungguh-sungguh. Hari itu saya selesai melihat dua Hong Sui dan yang
terakhir di Pondok Indah, suatu tempat yang begitu luas baik tanah dan
bangunannya. Ketika tiba di sana, hujan turun dengan lebatnya, sehingga
saya kesulitan untuk turun dari mobil. Saya membawa kompas, tetapi dari
dalam mobil jarum penunjuk tidak dapat menunjuk dengan tepat, sehingga
saya terpaksa turun dengan payung untuk melihat tempat tersebut.
Sepulangnya dari sana, kira-kira sudah jam 20.00, setelah makan lalu
tidur karena badan terasa sudah kurang enak.
Tengah malam saya terbangun dengan pernafasan yang tidak
lancar alias sesak. Sebagai seorang sinshe saya tahu bahwa ini merupakan
gangguan jantung. Rasanya saya sudah tidak tahan, udara yang keluar
terasa lebih banyak dari yang saya hirup dan dengan situasi yang
demikian, saya sadari dalam waktu 5-10 menit saya akan meninggal dunia.
Di saat yang demikian, saya teringat kuasa doa dan mulailah saya
berlutut di atas tempat tidur, berdoa kepada Tuhan Yesus supaya
melalukan masa kritis tersebut. Sehingga saya dapat melihat hari esok. Setelah “Amin”
ternyata hasilnya tidak ada, bahkan pernafasan saya terasa bertambah
sesak. Saya mengulangi lagi dengan berlutut dan berdoa kepada Tuhan Yesus dan Amin lagi, ternyata hasilnya juga tidak ada.
Hati saya menjadi sedemikian sesak dan menurut perhitungan, sisa waktu tinggal kira-kira dua menit lagi.
(Lihat juga: BENNY HINN: "TUHAN MEMBERIKAN KESEMPATAN KEDUA")
Waktu yang pendek itulah yang akan menentukan saya masih
dapat hidup atau harus meninggalkan dunia ini. Dalam keadaan demikian
untuk kembali menyembah berhala pada saat seperti itu sudah tidak
memungkinkan, sebab semua berhala sudah tidak ada lagi, sehingga
satu-satunya jalan adalah saya harus kembali berlutut dan berdoa kepada
Tuhan Yesus.
Situasi sudah sedemikian gawat, saya tidak hanya berdoa
supaya disembuhkan, bahkan saya berjanji jika saya disembuhkan saya mau
percaya dan menurut kepada Tuhan Yesus, bersaksi dan melayani Tuhan
Yesus, meninggalkan segala profesi lama saya. Saat itu saya yakin, bahwa
Tuhan Yesus hadir di depan saya. Seperti biasanya saya mengakhiri doa
dengan kata “Amin”, tetapi heran saya, baru mengucapkan kata “A”, belum
sampai “MIN”, pernapasan saya sudah lancar dan sembuh secara sempurna.
Rasanya tubuh saya begitu segar seperti menjadi muda
kembali dan saya dapat merasakan sukacita besar yang belum pernah saya
alami selama 61 tahun saya hidup di dunia ini. Sejak saat itulah saya
betul-betul percaya kepada Tuhan Yesus. Saya adalah orang yang berpegang
teguh kepada janji, sebab itu saya juga menepati janji saya kepada
Tuhan Yesus.
Tgl. 01 April 1988 saya mengumumkan, bahwa praktek meramal
nasib, serta Hong Sui saya tutup meskipun masih banyak orang yang minta
diramal, bahkan yang dari Taiwan, Singapore atau Malaysia. Tuhan
mengasihi semua manusia, tetapi sayang hanya sedikit yang mau mengasihi
Tuhan Yesus. Saya merasa sangat berhutang kepada Tuhan Yesus yang begitu
mengasihi saya dan saya ingin dapat membalas kasihNya.
Saya himbau Anda, kenalilah Tuhan Yesus Kristus, percaya dan
terimalah Dia dengan bulat hati. Percayalah kepadaNya senantiasa dengan
100% jangan 99%, maka hidup Anda diselamatkan, disembuhkan, dipulihkan
di Dunia maupun di Sorga. Kiranya melalui kesaksian ini, ini dapat
berguna bagi Anda dalam menguatkan iman semua saudara seiman. AMIN.
Yohanes 3:16 :
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.
Yohanes 14:6 :
Kata Yesus kepadanya:”Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku”.
Ibrani 2: 3-4 :
Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita
menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan
oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan
cara yang dapat dipercayai sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka
oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan
kekuasaan dan oleh Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut
kehendakNya.
Ibrani 4:17b :
“Pada hari ini, iika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu!”
Kisah Para Rasul 4:12 :
“Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan.”
Yohanes 1:12 :
Tetapi semua orang yang menerimaNya
diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
parcaya dalam NamaNya.
Amin.
(Anda diberkati dengan tulisan ini? Bagikan kepada yang lain yaaa... GBU)
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment