Seorang penjaga toko sedang melayani pembeli yang kebetulan saat itu sedang ramai. Betapa senang dirinya saat melihat keranjang-keranjang penuh dengan belanjaan. Dia berharap agar tokonya selalu ramai dan mendapatkan banyak penghasilan.
Saat menghitung uang, ia mendapati uang pembayaran itu lebih. Tampaknya si pembeli tidak menyadari bahwa uang yang diberikan ternyata kelebihan. Ada kesempatan bagi penjaga toko untuk mengambil uang itu dan mengatakan pada pembeli bahwa uangnya pas.
Namun ada yang berbisik di hatinya saat itu, “Setiap manusia memiliki berkatnya sendiri. Jangan mengambil apa yang bukan menjadi hakmu. Saat kau mengambil berkat milik orang lain, sesungguhnya kau telah mengurangi berkatmu sendiri.”
Pada akhirnya, dengan mantap si penjaga toko berkata, “Uang ibu kelebihan, ini saya kembalikan...”
Ada rasa lega dalam hatinya.
Mungkin tak ada seorangpun yang mengetahuinya, namun ia percaya bahwa TUHAN selalu mengawasi setiap gerak-geriknya.
Manusia tak dapat mengukur seberapa besar kejujuran kita.
Manusia tak bisa melihat seberapa besar celah kita untuk berbuat jahat.
Namun ada sepasang mata yang selalu mengawasi kita,
yaitu mata TUHAN.
Ada 2 macam kesempatan di dalam dunia ini:
• Ada kesempatan untuk Berbuat Jahat,
• Ada pula kesempatan untuk Berbuat Baik.
Semua itu sudah menjadi pilihan bagi kehidupan kita.
Saat kita memilih Kesempatan yang Jahat, maka kita sedang bersiap untuk menabur benih-benih kejahatan dan tuaiannya pun adalah jahat.
Namun saat kita memilih Kesempatan yang Baik, maka kita sedang bersiap untuk menabur benih-benih yang baik, dan benih-benih itu akan tumbuh subur, sehingga kita menuai berkat yang melimpah di kemudian hari.
“Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Galatia 6:10).
(Anda diberkati dengan tulisan ini? Bagikan kepada yang lain yaaa... GBU)
0 comments:
Post a Comment