SARAH SEBAGAI TELADAN HIDUP

Posted by Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang Bagi Jalanku on Friday, September 2, 2016


Sara Tertawa

(Seri: Mesin Pembuat Dosa)

Dalam biduk rumah tangga modern, telah bergeser nilai-nilai kehidupan yaitu dari yang berorentasi etika sopan santun berubah menjadi yang berorentasi keangkuhan hidup.
Celakanya, para motivator tersebut justru para istri/ibu-ibu rumahtangga. Meskipun tidak semua.

Wanita-wanita inilah yang menjadi motor penggerak kehidupan hedonis dalam keluarga modern. Sebab di tangan mereka ada para putra-putri yang siap berdiri membela statemen ibunya.


MENGAPA BISA TERJADI ANAK-ANAK SELALU LEBIH TAAT KEPADA IBUNYA?

Sebab ibu-ibu ini selalu HADIR dalam hidup anak-anaknya sejak bayi, menyusui, TK hingga remaja. Paling tidak, sejak 12 tahun pertama di awal-awal pembentukan karakter sang anak, ibu inilah yang menggembalakan calon pemimpin-pemimpin dimasa yang akan datang.

Hal inilah yang membuat pondasi sifat-sifat & mental anak-anak kita. Jiwa mereka dibentuk oleh didikan & ajaran ibu mereka yang mengoreksi kehidupan di luar sana.


Bila sang ibu mengarahkan cita-cita mereka untuk (semoga kelak kalau sudah besar menjadi....) KAYA, maka GOAL mereka akan mengejar BAGAIMANA SUPAYA BISA MENJADI KAYA.

Saat anak-anak itu mulai dewasa, alam bawah sadar mereka akan menuntun mereka mencari jalan bagaimana agar bisa menjadi kaya. Dan bila hingga kurun waktu tertentu belum juga kaya, maka nafsunya untuk mengejar kekayaan akan semakin menggebu-gebu. Apalagi kelompok seperti ini akan mengerucut bertemu satu sama yang lain. Trik-trik yang dipunyai seseorang akan dipakai oleh temannya, dan begitu seterusnya, demi cita-cita/goal mereka ini tercapai.


Apa yang terjadi bila dalam kurun usia 35 tahun yang bersangkutan belum bisa kaya seperti yang diidam-idamkan tersebut?

Maka....jebakannya setan mulai bekerja di sini. Iblis akan membisikkan KEINGINANNYA yang dipicu oleh perasaan sombong, iri, tamak, serakah. KEINGINAN tersebut akan mulai menyerempet hal-hal yang haram. Apalagi kalau dikompori/dipanasi sang istri. Tatanan Kebenaran Allah pasti akan dilanggar oleh golongan kaum yang lemah seperti ini.


Akhirnya bapak-bapak ini akan terjerumus dalam bisnis haram yang menghalalkan semua cara, seperti bisnis narkoba, korupsi hingga menjadi otak kegiatan yang penuh kamuflase.


Pemicu kerusakan dalam rumah tangga ini adalah sudah pasti si Iblis yang menyamar, masuk ke dalam wujud manusia, terutama para ibu/istri yang mudah dimasuki oleh perasaannya Iblis tersebut.
 

Akhirnya kaum hawa ini akan mengendalikan sifat & karakter suami serta anak-anaknya. Karena yang dibangun disini adalah budaya & mental anggota rumahtangganya.

Perhatikan sosok ibu/istri yang baik yang dicatat dalam sejarah suatu bangsa (sebagai istri dari The Founding Father bangsa Israel), yaitu Sarah, istrinya nabi Ibrahim yang menurunkan cucu Yakub/Israel.

1 Petrus 3:3-4, 6 (TSI)  
3 Janganlah kecantikanmu hanya cantik luar saja,  seperti menghias rambut, memakai perhiasan emas, atau pakaian yang indah.
4 Tetapi biarlah kecantikanmu merupakan hal-hal yang tidak kelihatan juga— yaitu kecantikan yang keluar dari dalam hatimu.  Maksudnya hati yang lemah lembut dan tenang.  Dan sampai  kamu menjadi tua, kecantikan seperti itu tidak akan hilang  dan sangat berharga di mata Allah.
6 Sebagai contoh, Sarah mengikuti kemauan Abraham/Ibrahim dan memanggil dia “Tuan”. Kalian masing-masing juga akan  menjadi  'putri Sarah',  jikalau kamu terus berbuat baik dan tidak takut kepada ancaman apa pun dari suamimu atau orang lain. 


Allah SWT memberi contoh teladan seorang ibu/istri yang baik yang berkenan di mata Allah, yaitu Sarah. Meskipun suaminya kaya-raya, dia justru memberi tauladan untuk hidup sederhana tetapi bersahaja (lemah lembut, tenang, sabar tetapi tegas dalam menjalankan Kebenaran).

Apapun yang dilakukan oleh suaminya, dia tetap sabar & menghormati suaminya. Karena hatinya dalam pemerintahan Allah SWT, bukan dikendalikan oleh pemerintahan (perasaan) Iblis yang menggerakkan MESIN PEMBUAT DOSA itu hidup dalam jiwa manusia.


Alhasil, Sarah memiliki anak yang baik budi pekertinya. Yaitu Ishak. Yang diterimanya setelah usia 90 tahun bahkan setelah ia memberikan budaknya, Hagar, untuk dikawini suaminya agar Ibrahim lega bisa memiliki seorang anak.
Sarah tidak merasa berkorban untuk hal itu sebab dia tulus ikhlas mencintai suaminya & Hagar.


Nah, dari Surat Rasul Petrus di atas, Allah SWT menginginkan para kaum wanita itu MENJADI PUTRI-PUTRINYA SARAH,  artinya ya bukan menjadi PUTRI secara jasmaniah tetapi PUTRI SECARA ROHANI, yaitu menjadi PENGIKUTNYA SARAH.

Sehingga bangsa-bangsa menjadi BER-REVOLUSI JIWA dan pada akhirnya pasti MENTALNYA turut berubah juga menjadi penuh cinta kasih.


Damailah bumi-ku. Kami mendoakanmu.




(Penulis: Pdt. Israel Yacob Hadi Winarto)
 
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽


Blog, Updated at: 1:19:00 AM

0 comments:

Post a Comment

Related Posts

TERPOPULER

KATEGORI

Powered by Blogger.