(Seri: Mesin Pembuat Dosa)
Mata memandang senyap,
Awan bagaikan cita-cita,
Tak kunjung dapat diraih.
Mata memandang berbinar,
Segala makhluk di depan pelupuk,
Mudah diajak bercengkerama,
Mengisi hidup penuh warna.
Mata memandang ke sungai.
Banyak riap hayat di kandungnya.
Sukar 'tuk dipeluk.
Merona kulit saat mengeskploitasi.
Mata berjalan menuju kalbu,
Senyum mengambang penuh sapa,
Berbisik dia,
Bilamana tanpa oksigen,
Dan mata pun terbelalak.
Tersipu mata,
Dipandangnya awan nun jauh,
Diucapkannya terimakasih,
Karena dialah semua hidup.
Tak pernah oksigen menyakitinya,
Kayak mereka yang di depan mata.
Mengapa buas makhluk di hadapanku?
Siapa yang menggerakkan keliaran?
Terutama nama sosok manusia.
Penuh intrik dan tipu muslihat.
Tanya mata kepada kalbu :
Mengapa seganas ini hidupnya?
Kalbu pun menjawab :
Karna ada perasaan JEMAGE.
Mata bertanya maksudnya jemage.
Berbisik kalbu menjawab,
Jengkel Marah Geram.
Hati nurani pun datang menimbrung,
Jemage sang pemicu!
Menggerakkan keinginan!
Balas dendam kesumat.
Lagi nge-trend di pulau Jawa.
Tempat hutan rimba jiwa nan lapar.
Yang tiada pernah mensyukuri,
Nikmat ALLAH berupa oksigen.
Terus memberi tanpa menuntut.
Oksigen...mulialah engkau
Dan wahai perasaan jemage,
Kuusir kau dari jiwaku,
Tiada sudi daku sekarang,
Ditempati MESIN PEMBUAT DOSA.
Bebas merdekalah jiwaku!
(Penulis: Pdt. Israel
Yacob Hadi Winarto)
◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈ ◈✽◈
0 comments:
Post a Comment