"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka
terlaksanalah segala rencanamu."
(Amsal 16:3)
Salah satu sifat manusia adalah tidak mau dipandang
remeh. Oleh sebab itu manusia berusaha
mengatasi semua persoalan yang ada dengan kekuatan dan kemampuan sendiri. Biasanya yang bersikap demikian adalah
orang-orang yang secara finasial cukup kuat alias kaya, atau mereka yang
memiliki koneksi atau relasi dengan orang-orang
'besar'. Dengan mengandalkan
kekuatan, kepintaran, uang atau harta, dan juga mengandalkan sesamanya,
seringkali seseorang begitu mudahnya meremehkan Tuhan. Tak terkecuali orang Kristen, meskipun tampak
setia beribadah dan melayani Tuhan, namun dalam kehidupan sehari-hari tanpa
disadari mereka punya sikap yang meremehkan Tuhan.
Pengalaman dapat
meloloskan diri dan mampu melewati berbagai kesulitan hidup dengan mengandalkan
uang atau relasi membuat orang memandang kecil arti kehadiran Tuhan. Dalam diri mereka terbentuklah pola pikir
baru: segala persoalan hidup dapat
diselesaikan tanpa melibatkan Tuhan.
Akhirnya mereka akan menempatkan materi sebagai sandaran dan andalan,
padahal hidup manusia tidaklah bergantung pada uang atau harta kekayaan. "Siapa mempercayakan diri kepada
kekayaannya akan jatuh;" (Amsal
11:28), apalagi mereka yang hidup mengandalkan sesamanya, suatu saat pasti akan
kecewa, sebab manusia itu "...
tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat
dianggap?" (Yesaya 2:22). "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!" (Yeremia 17:5). Yesus sendiri menegaskan, "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa." (Yohanes 15:5b). Jika demikian, masihkan kita bersikeras
mengandalkan kekuatan sendiri, tidak mau mengakui kebesaran kuasa Tuhan dan
tetap meremehkan-Nya?
Orang yang
senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia di segala aspek kehidupan
adalah yang menyadari tidak dapat berbuat apa-apa di luar Tuhan, sehingga tanpa
malu mengatakan ia sangat membutuhkan Tuhan, karena hari-hari manusia sepenuhnya
ada di tangan Tuhan, tiada hari yang tidak berada dalam kendali-Nya.
"Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi
TUHANlah yang menentukan arah langkahnya."
Amsal 16:9
(Sumber: airhidupblog.blogspot.com)
Lihat Juga:
0 comments:
Post a Comment